Apa Kabar Edutech Refocus di Indonesia? Di Filipina, Operasionalnya Tutup
Perusahaan rintisan (startup) berbasis teknologi edukasi (edutech) yang dipimpin oleh CEO Roman Kumar Vyas, beberapa waktu lalu sempat melakukan lay-off atau pemutusan hubungan karyawan (PHK) dan belum mengembalikan dana konsumen setelah pembatalan kursus. Apa kabarnya sekarang?
Dilansir dari Instagram Story @ecommurz yang ditangkap layar pada Selasa (12/9/2023) lalu, Refocus tiba-tiba menutup operasionalnya dengan mem-PHK, dan menutup server Discord. Menurut sumber anonim yang didapatkan, banyak pelajar kursus yang menggunakan fintech lending pendidikan seperti Danacita.
Selain itu, menurut sumber anonim yang didapatkan dari akun tersebut, pegawai Refocus sempat mengalami cicilan gaji dengan skema 75% dan 25%.
Baca Juga: Selesai Bangun Gudang Fantantis, Startup Restock Langsung Ekspansi ke Bandung
“Pertama kalinya gaji Juni kami dicicil dengan skema 75%+25% (seminggu setelahnya) pada tanggal 10 Juli 2023. Dan gaji Juli yang di-disbursed dengan skema 50%+25%+25%,” ujar sumber anonim yang di-screenshot Instagram Story @ecommurz pada Selasa (12/9/2023).
Di samping itu, sumber anonim lainnya di Instagram @ecommurz menceritakan bahwa perusahaan belum membayarkan paklaring, pajak BPJS Ketenagakerjaan, bahkan gaji untuk tim dari Rusia selama tiga bulan.
Berdasarkan rekaman istimewa yang sempat Warta Ekonomi simpan, CEO Refocus, Roman Kumar Vyas mengatakan bahwa investor tidak lagi berinvestasi pada edutech tersebut.
“Dalam tahap pendanaan saat ini, kami telah menandatangani perjanjian dengan para investor kita, tetapi mereka memutuskan tidak mendanai kami lagi. Artinya, artinya, kita akan tutup perusahaan ini,” ujar Vyas yang dilansir pada Selasa (12/9/2023) lalu.
Setelah mengamati sekian lama, Warta Ekonomi pun mengecek akun Instagram Refocus, yakni @refocus.education.id yang akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi pada Minggu (17/9/2023). Dari pernyataan tersebut, terkuak bahwa adanya cicilan gaji disebabkan masalah kekurangan dana perusahaan pada Agustus.
“Pada akhir Agustus, kami menghadapi masalah kekurangan dana yang memaksa kami untuk menghentikan beberapa proses bisnis dan membubarkan tim yang telah membuat dan mendukung kursus selama ini. Ini adalah keputusan sulit yang kami ambil akibat rasa putus asa karena selama berbulan-bulan kami belum mampu memenuhi kewajiban kami kepada tim secara penuh,” tulis pernyataan Refocus yang dilansir pada Jumat (22/9/2023).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement