Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anak Muda Luncurkan Gerakan Navigasi, Gerakan untuk Meningkatkan Partisipasi Politik Pemuda di Jakarta

Anak Muda Luncurkan Gerakan Navigasi, Gerakan untuk Meningkatkan Partisipasi Politik Pemuda di Jakarta Gerakan inisiatif pemuda lintas sektor, Navigasi. | Kredit Foto: Navigasi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gerakan inisiatif pemuda lintas sektor, Navigasi resmi diluncurkan. Gerakan ini untuk mendorong partisipasi aktif pemuda dalam perpolitikan untuk membangun Jakarta menjadi lebih baik. Ini merupakan langkah awal menuju politik yang lebih terbuka, transparan, dan mendukung generasi muda.

Dalam mewujudkan visinya, Navigasi menonjol dengan misinya yang memperkenalkan pemahaman politik kepada generasi Millenial dan Z di Jakarta. 

"Navigasi lahir dari kesadaran bahwa keterlibatan aktif pemuda dalam proses politik adalah kunci perubahan positif," kata Fajar Surya Dewantara, Co-Initiator Navigasi, saat memperkenalkan gerakan ini.

Dengan berbagai pendekatan, dari menjadi sumber informasi yang terpercaya hingga mengusung calon legislatif bagi pemuda berpotensi, Navigasi berharap menjadi instrumen perubahan di Jakarta.

Dalam acara "Bernavigasi Bersama", diskusi FGD interaktif fokus pada dua isu besar: polusi udara dan pengangguran pemuda. Kedua tema ini diidentifikasi sebagai tantangan utama bagi Jakarta saat ini.

CEO Bicara Udara, Novita Natalia K, menekankan bahwa polusi udara telah berkembang menjadi masalah politik, sehingga perlu political will yang tinggi untuk mencari solusi. "Mengingat urgensi isu ini, Kemenkominfo perlu proaktif memberikan himbauan kepada masyarakat saat kualitas udara tidak layak hirup," jelasnya. 

Baca Juga: MRS Foundation Dorong Anak Muda Sumut Naik Kelas: Berkarya, Berdaya dan Berdikari!

Mendalami isu ini lebih lanjut, analis kebijakan CISDI, Fachrial Kautsar menilai bahwa kesulitan dalam menangani isu polusi karena kesulitan mengidentifikasi penyebab dari masalah itu sendiri.

“Banyak solusi yang ditawarkan pemerintah berakhir kontraproduktif karena pendekatannya yang kurang tepat”, ucapnya.

Seringkali kebijakan yang dikeluarkan pemerintah bersifat reaktif dan tidak berdasarkan penelitian yang jelas. Hal ini disampaikan Nada Zharfania sebagai fasilitator. "Pemerintah terlalu sering bersikap reaktif terhadap permasalahan polusi saat isu ini menjadi viral. Apa yang diperlukan adalah solusi berbasis riset ilmiah, bukan sekadar reaksi terhadap tekanan publik," jelas Nada.

Dari sisi pengangguran pemuda, kolaborasi dan koalisi antar pemuda menjadi kunci, menurut Muhammad Syaeful Mujab. “Dengan berkolaborasi, kita dapat mendorong terciptanya kebijakan ketenagakerjaan yang berpihak pada pemuda," imbuhnya.

Petrus Putut Pradhopo Wening, sebagai International University Liaison Indonesia, memberikan pandangannya, "Pengusaha pemuda harus berani berinovasi. Mereka harus menciptakan produk dengan nilai jual yang tinggi dan tidak hanya menjadi pekerja di perusahaan-perusahaan besar. Perubahan mental ini penting agar perusahaan lokal dapat bersaing dengan brand internasional."

Public Affairs Lead dari Think Policy, Try Luthfi Nugroho, mengungkapkan, sata menunjukkan bahwa angka pengangguran tertinggi berasal dari lulusan SMK. Pemprov DKI perlu berinisiatif berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan besar dan SMK di Jakarta, menciptakan program penyaluran talenta yang efektif."

Baca Juga: Cucu Bung Karno, Dade Marhaendra Bagikan 3 Tips Anak Muda Bertahan di Era Gempuran Teknologi Digital

Puncak acara ditandai dengan pidato inspiratif oleh Manik Marganamahendra, salah satu inisiator Navigasi sekaligus caleg DPRD DKI Jakarta. "Generasi muda memiliki kekuatan untuk mengubah budaya politik Indonesia. Kami ingin mendorong anak muda untuk berpartisipasi aktif dalam memajukan Jakarta dengan meningkatkan kesadaran bahwa politik sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari," ucapnya. 

Manik juga menekankan pentingnya mekanisme pengumpulan dana politik yang melibatkan masyarakat luas atau crowdfunding sebagai bentuk kampanye yang transparan.

"Crowdfunding bukan hanya tentang mengumpulkan dana, tapi juga tentang membangun kepercayaan," kata Manik.

"Ketika masyarakat memberikan dukungan finansial, mereka juga memberikan suara mereka, keyakinan mereka pada visi yang kita usung. Ini adalah bentuk partisipasi politik yang konkret. Dengan cara ini, kami ingin menunjukkan bahwa politik bisa dilakukan dengan cara yang jujur, transparan, dan bersih dari praktik-praktik korupsi, sekaligus memastikan bahwa masyarakat memiliki peran aktif dalam membentuk masa depan politik negara."

Acara ini diharapkan dapat membangun kesadaran dan memberikan solusi konkret bagi masyarakat Jakarta untuk bersama-sama menciptakan perubahan positif di kota ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: