Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sektor Poultry Mulai Bangkit di Kuartal Empat 2023 Usai Hadapi Berbagai Sentimen Negatif

Sektor Poultry Mulai Bangkit di Kuartal Empat 2023 Usai Hadapi Berbagai Sentimen Negatif Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sektor unggas atau poultry tengah menjadi sorotan bagi para investor dan pelaku pasar. Founder dan CEO Emtrade, Ellen May, menjelaskan bahwa sektor poultry sedang di masa pemulihan pada kuartal 4 tahun 2023.

Pada kuartal 3 2023, sektor poultry menghadapi berbagai sentimen negatif, terutama karena harga broiler mengalami penurunan di minggu kedua bulan September 2023. Selain itu, harga unggas juga terus mengalami penurunan yang dipengaruhi oleh kenaikan harga jagung yang cukup signifikan.

Ellen May menyampaikan bahwa di kuartal 4 2023, sektor poultry menunjukkan potensi yang sangat menarik. Meskipun saat ini terjadi fenomena El Nino atau cuaca panas, para petani di daerah Jawa Timur lebih cenderung memanfaatkan lahan untuk menanam jagung daripada padi karena kebutuhan air yang lebih sedikit. 

Baca Juga: Amartha dan BroilerX Salurkan Permodalan Rp100 Miliar di Sektor Peternakan

“Jadi, panen jagung ini diproyeksikan terjadi pada kuartal 4 2023 yang artinya stok jagung melimpah dan harganya murah. Hal itu menguntungkan bagi sektor poultry,” tutur Ellen, dikutip dari kanal Youtube-nya pada Rabu (27/09/2023).

Pemerintah memproyeksikan permintaan jagung untuk industri pakan ternak pada kuartal 4 2023 akan turun sekitar 12% secara quarter-on-quarter (qoq), sehingga harga jagung juga diperkirakan akan mengalami penurunan. Hal ini memberikan dampak positif bagi sektor poultry.

Salah satu perusahaan di sektor poultry, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JAPFA), mengalami peningkatan harga saham hingga mencapai level 1.335, dengan area support sekitar 1.275. Ellen menyarankan para investor untuk bersabar dan memantau situasi lebih lanjut mengingat pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih tidak stabil.

“Saham JAPFA udah ketinggian jangan dikejar karena ngeliat IHSG sendiri juga rawan. Uang di market itu selalu berputar, jadi kalau banking dan batubara profit taking salah satu masuknya ke poultry karena volumenya naik tinggi. Wait and see dulu aja,” tegasnya.

Sebelumnya, JAPFA telah menjalin kerjasama dengan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) untuk membeli jagung dari para petani. Kerjasama ini diharapkan dapat memberikan stabilitas harga jagung, memberikan manfaat bagi industri unggas, dan pada akhirnya, memberikan dampak positif pada pasar.

Selain JAPFA, perusahaan lain dalam sektor poultry yang patut diperhatikan adalah PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN). Saham CPIN diperdagangkan di sekitar level 5.375 dalam jangka pendek. 

Ellen merekomendasikan saham CPIN karena masih memiliki potensi cuan sekitar 3,9%. Namun, Ellen menekankan bahwa pembelian saham ini tidak disarankan untuk tujuan jangka pendek atau scalping

“Jadi, yang dapat di harga paling atas pun sekarang juga masih posisi cuan sekitaran 3,9%. Aku saranin wait and see dulu jangan dikejar. Tapi, bisa diamati retracement-nya,” pungkasnya. 

Baca Juga: Dorong Transformasi Pertanian Berketahanan Iklim, Pandawa Agri Lakukan Ini

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nevriza Wahyu Utami
Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: