Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sukseskan Transisi Energi Menuju Nol Emisi Karbon, Ini Strategi Kementerian ESDM

Sukseskan Transisi Energi Menuju Nol Emisi Karbon, Ini Strategi Kementerian ESDM Kredit Foto: Kementerian ESDM
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah telah mencanangkan target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memiliki tugas penting dalam mengejar target NZE tersebut, mengingat sektor energi merupakan salah satu sektor yang menghasilkan emisi gas buang yang besar.

Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, untuk mengakselerasi capaian emisi nol bersih tersebut, pemerintah telah menyiapkan beberapa strategi salah satunya adalah melakukan revisi Kebijakan Energi Nasional (KEN) bersama dengan Dewan Energi Nasional (DEN).

Baca Juga: PIS Siapkan Strategi Turunkan Emisi Guna Dorong Indonesia Jadi Poros Karbon Dunia

"Revisi KEN untuk menjawab dan menyusun langkah apa yang diperlukan sehingga target NZE bisa kita lakukan bersama dengan tetap memperhatikan prinsip-prinsip bahwa (revisi KEN) tidak mengganggu pembangunan yang sedang sekarang berjalan," ujar Dadan dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (3/10/2023). 

Dadan mengatakan, strategi lainnya adalah pada tahun 2022 Kementerian ESDM telah membuat tahapan-tahapan mengejar NZE yang termaktub dalam peta jalan transisi energi, yang di dalamnya terdapat upaya-upaya yang akan dilakukan untuk mempercepat NZE pada tahun 2060.

Strategi lainnya, adalah mendorong pemanfaatan peningkatan pembangkit berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) sebagai sumber pembangkit listrik, serta dengan melakukan efisiensi energi. 

"ini yang terus kita dorong bersama dengan PLN secara khusus, untuk pembangkit ketenagalistrikan kita mempunyai RUPTL di PLN yang memberikan fokus kepada peningkatan pemanfaatan energi terbarukan," ucapnya. 

Lanjutnya, dengan pembangkit berbasis EBT tersebut, ia meyakini bahwa pada tahun 2060 akan menjadi pembangkit listrik utama dan mampu memenuhi proyeksi kebutuhan listrik nasional 600-700 giga watt (GW), menggantikan pembangkit listrik berbasis fosil. 

"Potensi EBT kita bisa 4-5 kali lipat lebih banyak dari kebutuhan listrik, karena Indonesia punya berbagai jenis sumber EBT dan jenisnya tersebar di seluruh wilayah Indonesia, tidak banyak negara yang punya seperti ini," ungkapnya. 

Meski begitu, Dadan menekankan bahwa strategi pemanfaatan peningkatan EBT adalah upaya jangka panjang serta tidak dapat dilihat dari segi banyaknya pembangkit EBT yang dibangun, melainkan juga harus menggerakkan roda perekonomian dan sisi industri, serta dengan mendorong dari sisi sumber daya manusia agar mampu mengelola pembangkit-pembangkit yang ada.

Baca Juga: Siap Capai Nol Emisi, Begini Strategi Pertamina International Shipping

"Kita tidak ingin bahwa pembangkit EBT ini teknologinya kita impor, tapi kita ingin ini menjadi sesuatu yang terintegrasi di dalam negeri, upaya ini jangan diharapkan akan bisa terlihat dalam 1-2 tahun ke depan, dan kita punya waktu untuk menyusun dengan sangat baik karena prinsip inklusif ini harus memberikan manfaat kepada semua pihak," jelasnya

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: