Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Survei Y-Publica: Satu Putaran, Prabowo-Gibran Berpotensi Menang

Survei Y-Publica: Satu Putaran, Prabowo-Gibran Berpotensi Menang Sejumlah relawan mengacungkan dua jari saat Konsolidasi TKD Prabowo - Gibran Provinsi Jawa Barat di The House Convention Hall, Bandung, Jawa Barat, Sabtu (25/11/2023). Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo - Gibran Jawa Barat Ridwan Kamil menargetkan pasangan Capres dan Cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka meraup suara minimal 60 persen di Jawa Barat. | Kredit Foto: Antara/M Agung Rajasa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lembaga Survei Y-Publica merilis hasil pengamatan lapangannya terkait dengan kontestasi dari Pilpres 2024. Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming kembali terlihat akan menang, bahkan dalam satu putaran.

Elektabilitas Prabowo-Gibran tercatat menembus 50,2 persen. Sementara Ganjar Pranowo yang berpasangan dengan Mahfud MD hanya meraih 23,4 persen, sedangkan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar 17,9 persen, dan sisanya tidak tahu/tidak jawab 8,5 persen.

Baca Juga: Senang Didukung Barisan Ulama, TKN Sebut Prabowo Tak Sendirian: Doa Jadi Peringan Perjuangan

“Pasangan Prabowo-Gibran diprediksi bakal memenangkan Pilpres 2024 yang kemungkinan akan berlangsung hanya dalam satu putaran,” kata Direktur Eksekutif Y-Publica Rudi Hartono dalam press release di Jakarta, pada Jumat (1/12).

Menurut Rudi, terjadi lonjakan signifikan elektabilitas Prabowo ketika dipasangkan dengan putera sulung Presiden Jokowi yang masih menjabat walikota Solo tersebut. Pada survei bulan Agustus dengan simulasi banyak nama, elektabilitas Prabowo masih berkisar 30 persen.

Setelah keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi yang membolehkan kepala daerah berusia kurang dari 40 tahun untuk maju pada Pilpres, Gibran pun melenggang maju dan mendongkrak elektabilitas pasangan nomor urut dua tersebut.

“Masuknya Gibran ke dalam gelanggang Pilpres makin memberikan dorongan kuat bagi Prabowo, sebagai bentuk dukungan kuat Jokowi kepada mantan rival dua kali Pilpres yang kini menjadi sekutu kuat dalam pemerintahan,” tegas Rudi.

Sebelumnya cawe-cawe Jokowi dengan memberikan endorsement masih tampak samar-samar, khususnya kepada Prabowo. “Majunya Gibran sebagai cawapres Prabowo mengerek elektabilitas hingga kemungkinan menang satu putaran,” tandas Rudi.

Baca Juga: KPU Tak Persoalkan Bagi-bagi Susu dan Makan Gratis Kubu Prabowo Subianto, Pendukung Ganjar Pranowo Berang: Menyesatkan!

Hingga paruh pertama tahun 2023, Jokowi masih membagi dukungan kepada Prabowo dan Ganjar. “Format idealnya saat itu adalah memasangkan dua figur yang bisa memberikan jaminan atas keberlanjutan program usai Jokowi tidak lagi menjabat presiden nantinya,” jelas Rudi.

Namun perpecahan tak terhindarkan setelah Ganjar bergabung bersama elite PDIP lainnya menolak kehadiran timnas Israel pada rencana Piala Dunia U20. “Ganjar lebih memposisikan diri sebagai petugas partai alih-alih tokoh yang bisa bersikap lebih independen,” terang Rudi.

Pertentangan Jokowi dengan elite PDIP pun makin menajam, seiring menguatnya dukungan Jokowi kepada Prabowo. Puncaknya saat keluar putusan MK, serangan demi serangan dari kubu PDIP dialamatkan kepada Jokowi dan keluarganya hingga dituduh berkhianat dan membangun dinasti.

Baca Juga: Pendukung Ganjar Pranowo Duga Bagi-bagi Susu dan Makanan Gratis Prabowo Langgar Aturan: Bukan Metode dan Alat Kampanye

Ironis, mengingat PDIP merupakan partai yang mengusung Jokowi sejak dari Solo hingga masuk Jakarta dan merebut pucuk pemerintahan. “PDIP yang dua kali memenangkan pemilu kini bertindak layaknya oposisi dengan melancarkan kritik-kritik keras terhadap Presiden Jokowi,” ujar Rudi.

Praktis PDIP mengambil risiko kalah pada pemilu kali ini dengan mengambil posisi berhadap-hadapan dengan Jokowi yang notabene memegang kekuasaan. “Berbagai serangan terhadap Jokowi lebih merupakan upaya untuk mengkonsolidasi internal PDIP pada Pileg,” Rudi menjelaskan.

“Dengan situasi yang berkembang saat ini, PDIP berusaha mengkalkulasi kerusakan yang potensial dialami dengan menekan seminimal mungkin, di mana target utama saat ini adalah menjaga agar suara PDIP tetap solid atau tidak terlalu tergerus oleh konstelasi Pilpres,” lanjut Rudi.

Jika dilihat dari kekuatan dukungan publik terhadap Ganjar, nyaris tidak ada penambahan elektabilitas ketika berpasangan dengan Mahfud. Tambahan elektabilitas Anies malah lebih tinggi, hampir 5 persen, setelah dipasangkan dengan Cak Imin.

“Ancaman bagi kubu Ganjar dan PDIP makin besar jika Anies-Cak Imin mampu mencuri peluang untuk memperbesar elektabilitas dalam dua setengah bulan ke depan, hingga bisa mengejar dan bahkan naik ke peringkat kedua, menggeser Ganjar-Mahfud,” pungkas Rudi. 

Baca Juga: Fahri Hamzah Klaim Prabowo Subianto Kuat di Jawa Timur: Dekat dengan Kiai Sejak Orde Baru

Survei Y-Publica dilakukan pada 15-22 November 2023 kepada 1200 orang mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Data diambil melalui wawancara tatap muka terhadap responden yang dipilih secara multistage random sampling. Margin of error ±2,89 persen, tingkat kepercayaan 95 persen.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: