Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementerian ESDM Tegaskan Energi Terbarukan Tak Membuat Sunset Industri Batu Bara

Kementerian ESDM Tegaskan Energi Terbarukan Tak Membuat Sunset Industri Batu Bara Kredit Foto: Unsplash/Dominik Vanyi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060 batu bara tetap diupayakan agar selaras dan tidak bertabrakan dengan arah kebijakan NZE, mengingat sumber daya batubara Indonesia cukup melimpah.

"Sumber daya dan cadangan batu bara Indonesia saat ini masih cukup banyak dengan total sumber daya sebesar 98,5 miliar ton dan cadangan sebesar 33,8 miliar ton," ujar Plt. Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Muhammad Wafid, dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (14/12/2023). 

Wafid mengatakan, ada asumsi yang keliru yang berpendapat bahwa industri batu bara akan mengalami 'sunset', seiring dengan tumbuhnya EBT sebagai tumpuan dalam pemanfaatan energi. 

Padahal, untuk mencapai NZE dan hilirisasi mineral dunia, batu bara masih sangat dibutuhkan. Hal itulah yang digali oleh PSDMBP, sesuai dengan salah satu tugasnya, yaitu untuk menggali dan menyediakan data potensi batu bara di Indonesia.

Lebih lanjut, selain untuk mendukung hilirisasi mineral, kini PSDMBP juga tengah menggali potensi lain batubara dengan menginventarisasi batu bara metalurgi di Indonesia sehingga batu bara memiliki nilai tambah yang lebih tinggi.

Baca Juga: Jaga Pasokan Batubara, PLN Siapkan Strategi Coal Blending Facility

"Sebelumnya batu bara Indonesia dijual sebagai batu bara termal saja, padahal untuk beberapa jenis batubara tertentu memiliki karakteristik sebagai batu bara metalurgi yang berguna dalam industri baja dan smelter pengolahan mineral, sehingga harga jualnya jauh lebih tinggi daripada batu bara termal," ujarnya. 

Wafid menjelaskan nantinya akan dikupas lebih dalam mengenai perkembangan terkini hasil dari ekstraksi material maju dan asam humat dari batu bara, di samping evaluasi gambut sebagai penangkap karbon (carbon storage) sehingga Indonesia bisa berperan aktif dalam karbon trading dunia.

"Seminar ini diselenggarakan untuk mengungkap hidden gems, potensi, atau pemanfaatan lain dari batu bara yang mungkin belum banyak kita ketahui. Saya berharap setelah mengikuti kegiatan seminar ini seluruh pemangku kepentingan yang bergerak di bidang batu bara dapat bersama-sama bersinergi mendorong pengembangan dan pemanfaatan batu bara serta membuka peluang dan percepatan pengungkapan potensi batu bara untuk mendukung transisi energi dan NZE," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: