Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, memastikan bahwa penanganan banjir untuk kawasan Baleendah, Dayeuhkolot, dan Andir di Kabupaten Bandung sudah mencapai 81 persen.
Hal tersebut diungkapkan Bey setelah melakukan peninjauan di Kolam Retensi Andir, Oxbow Rancamanyar, dan Terowongan Nanjung, yang berfungsi sebagai infrastruktur penanganan banjir di kawasan Bandung Selatan, pada Selasa (2/1/2024).
Menurut informasi dari BMKG, curah hujan diperkirakan tinggi pada bulan Januari-Februari 2024. Oleh karena itu, Bey mengunjungi tiga lokasi infrastruktur pengendali banjir tersebut untuk memastikan bahwa banjir di kawasan Bandung Selatan dapat terkendali.
"Tujuannya adalah untuk mengetahui infrastruktur pengendali banjir karena BMKG memperkirakan bulan Januari-Februari ini akan menjadi puncak musim hujan, dan saya pikir ini sudah dilakukan dengan sangat baik oleh BBWS Citarum, dan ini mengurangi ancaman banjir di Baleendah, Dayeuhkolot, dan Andir sebesar 81 persen," jelasnya.
"Itu adalah lokasi yang sering mengalami banjir, dan sekarang dapat berkurang sebesar 81 persen. Bahkan jika terjadi banjir, penyerapannya sangat cepat," tambahnya.
Baca Juga: Baznas-Pemkot Bandung Kolaborasi Hadirkan Bantuan untuk Palestina hingga Rp1,7 M
Meskipun begitu, Bey tetap mengimbau masyarakat untuk memperhatikan lingkungan sekitar dengan tidak membuang sampah sembarangan. Dengan melaksanakan hal tersebut, tiga infrastruktur pengendali banjir dapat beroperasi secara maksimal.
"Masyarakat harus mengurangi sampah, jangan membuang sampah sembarangan di tempat-tempat seperti itu (bantaran sungai)," tegasnya.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum, Bastari, menjelaskan bahwa Kolam Retensi Andir, Oxbow Rancamanyar, dan Terowongan Nanjung merupakan sistem pengendali banjir untuk kawasan Andir, Baleendah, dan Dayeuhkolot. Menurutnya, dengan sistem ini, banjir sudah dapat ditangani sebesar 81 persen. Dari luas area banjir 732 hektare, kini tinggal 72 hektare.
"Kami juga menambahkan fasilitas pada tahun 2023, seperti pompa Cibugel dan Cigede, di daerah-daerah rendah, sehingga air dapat dipompa saat Sungai Citarum tinggi dan hujan lebat di Bandung," ucap Bastari.
Baca Juga: PLN Gandeng Sumitomo Kembangkan PLTSa Kapasitas 50 MW di Jawa Barat
Bastari juga menyampaikan respons positif dari warga yang tinggal di kawasan Andir. Selama 20 tahun, banjir di wilayah tersebut seringkali memerlukan waktu satu bulan untuk surut. Namun, dengan adanya tiga infrastruktur pengendali banjir, waktu penanganan banjir dapat berkurang menjadi satu hari atau bahkan beberapa jam saja.
"Warga Andir menyampaikan bahwa selama 20 tahun terakhir, banjir sering terjadi, dan lamanya surut bisa berbulan-bulan. Namun sekarang, dapat terlihat bahwa banjir dapat diatasi dalam hitungan jam atau paling lama sehari. Dalam waktu satu hari, air dapat dikendalikan dan surut dengan bantuan pompa," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Amry Nur Hidayat
Advertisement