Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Survei EPI Center: Mayoritas Puas Akan Kinerja Jokowi, Keberlanjutan Tuai Efek Elektoral

Survei EPI Center: Mayoritas Puas Akan Kinerja Jokowi, Keberlanjutan Tuai Efek Elektoral Presiden Joko Widodo tiba untuk meninjau panen padi di area persawahan Kelompok Tani Mukti Tani IV, Desa Ciasem Girang, Ciasem, Subang, Jawa Barat, Minggu (8/10/2023). Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi meninjau panen padi di sawah seluas 500 hektare dan membagikan bantuan secara langsung kepada para petani. | Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi menjelang pelaksanaan Pemilu 2024 mencapai titik yang sangat tinggi. Temuan survei Economics & Political Insight (EPI) Center menunjukkan sebanyak 80,3 persen publik yang puas dengan kinerja Jokowi.

Di antaranya 9,3 persen bahkan menyatakan sangat puas terhadap kinerja Jokowi. Hanya ada 16,4 persen yang merasa tidak puas, termasuk 1,3 persen yang menyatakan tidak puas sama sekali. Sisanya 3,3 persen menyatakan tidak tahu/tidak jawab.

Baca Juga: Soal Isu Mundurnya 15 Menteri Jokowi, Menkominfo: Kabitnet Indonesia Maju Tetap Solid

Tingginya tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi memberikan efek elektoral bagi pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang bakal berlaga pada pemilihan presiden 2024 mendatang.

Pasangan capres-cawapres yang dinilai paling memiliki komitmen untuk melanjutkan program-program Jokowi mendapat insentif elektoral, dengan kemungkinan besar dipilih oleh mayoritas publik, selaras dengan kepuasan yang sangat tinggi.

“Tingginya tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi yang mencapai 80,3 persen membuat pasangan capres-cawapres yang pro-keberlanjutan menuai efek elektoral,” ungkap peneliti EPI Center Mursalin di Jakarta pada Sabtu (20/1). 

Menurut Mursalin, korelasi antara tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi dengan peta kontestasi Pilpres 2024 terlihat dari elektabilitas ketiga pasangan capres-cawapres yang tengah berlaga.

“Meskipun tidak bisa dilihat secara hitam-putih, tetapi tampak jelas narasi keberlanjutan berhadapan dengan narasi perubahan mewarnai adu gagasan dari masing-masing kontestan Pilpres,” tandas Mursalin.

Dilihat dari rekam jejaknya, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo berasal dari kubu yang paling kuat menggaungkan keberlanjutan program-program Jokowi. Sebaliknya, Anies Baswedan menjadi figur sentral oposisi yang terus menyuarakan perlunya perubahan.

“Pada awalnya Jokowi menginginkan Prabowo dan Ganjar berduet demi memastikan arus keberlanjutan memenangkan pemilu pada 14 Februari 2024,” tegas Mursalin.

Namun dinamika politik yang berkembang membuat kedua tokoh itu bersimpang jalan. Perpecahan mendalam yang terjadi antara Jokowi dengan kalangan elite PDIP membuat dukungan sang presiden bertumpu kepada Prabowo sepenuhnya. Sebaliknya, Ganjar yang kemudian diusung oleh PDIP justru malah gencar melontarkan kritik terhadap pemerintah.

Prabowo maju berpasangan dengan putera sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, yang mengikuti jejak ayahnya menjabat walikota Solo.

“Tampilnya Gibran pada arena Pilpres semakin memperkuat dukungan Jokowi kepada Prabowo,” jelas Mursalin.

Baca Juga: Relawan Jokowi Bagi-bagi Makanan dan Susu Gratis Bagi Warga di Jaktim

Pasangan Prabowo-Gibran didukung oleh hampir semua partai pendukung pemerintah, kecuali Demokrat yang berpindah koalisi. Sebelumnya Demokrat berniat mengusung pencapresan Anies, tetapi kecewa setelah tergusur dalam perebutan posisi cawapres.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: