Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jalankan Hilirisasi, Kemenperin Fokus Kembangkan Komoditi Spirulina dan Porang

Jalankan Hilirisasi, Kemenperin Fokus Kembangkan Komoditi Spirulina dan Porang Kredit Foto: Kemenperin
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) saat ini tengah fokus menjalankan sejumlah kebijakan, salah satu yang jadi prioritas adalah kebijakan hilirisasi. Adapun sejumlah komoditas yang dikembangkan melalui kebijakan tersebut antara lain spirulina (mikroalga) dan porang. 

Direktur Jenderal Industri Agro, Putu Juli Ardika, menyatakan, “Saat ini telah terdapat perusahaan yang berhasil memproduksi beberapa produk hilir berbasis spirulina, meliputi superfood (suplemen dan kopi), superskin (masker wajah), dan supernature (pakan). Produk-produk yang telah dipasarkan tersebut memerlukan perluasan jaringan pasar, termasuk bekerjasama dengan industri pakan."

Baca Juga: Gibran Tekankan Hilirisasi Digital: Kita Butuh Anak Muda yang Ahli Data Science hingga Game Designer

Salah satu perusahaan pengolahan spirulina yang dibina Kemenperin adalah PT Alga Bioteknologi yang berlokasi di Jawa Tengah. Saat ini, perusahaan itu berkerja sama dengan Laboratorium Teknologi Pangan Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Semarang untuk mengembangkan produk biskuit berbahan baku spirulina. Produk yang kaya protein ini dimaksudkan sebagai nutrisi untuk membantu tumbuh kembang bayi sekaligus mencegah stunting. 

“PT Alga Bioteknologi Indonesia mempunyai target untuk menguasai pasar Eropa dan masih mencoba target 10% pasar dalam negeri melalui skema kerja sama dengan beberapa lembaga pendidikan, seperti Universitas Diponegoro dan Universitas Setia Budi,” kata Putu.

Sementara itu, perusahaan binaan Kemenperin yang melakukan hilirisasi porang adalah CV Tri Mitra Agro Semarang. Produk utama perusahaan ini, yakni porang berbentuk chip, sudah diekspor ke beberapa negara, seperti Tiongkok dan Jepang. 

Menurut Putu, Kemenperin mendukung upaya agar perusahaan tersebut melakukan pengembangan produk lainnya, seperti tepung glukomanan yang saat ini masih dalam tahap pengujian untuk mendapatkan ukuran partikel yang lebih halus (120-150 mesh) dan kadar glukomanan sebesar 90%, dari kadar manan saat ini yaitu 70%.

Bentuk dukungan yang dilakukan Kemenperin antara lain dengan memfasilitasi kerja sama penelitian bersama IPB. “Ditjen Industri Agro Kemenperin dan IPB University terus melakukan penelitian dan pengujian lanjutan hingga mendapatkan mendapatkan hasil yang maksimal,” ungkapnya.

Baca Juga: Wujudkan Dekarbonisasi, Kemenperin Gelar Seminar Ekonomi Sirkular Manufaktur

Kemenperin mendorong peningkatan penggunaan glukomanan dalam negeri, salah satunya dengan penyelenggaraan Business Matching antara industri tepung glukomanan dan industri pengguna dalam negeri. Salah satu poin penting dalam kegiatan ini adalah penyamaan spesifikasi tepung glukomanan yang dibutuhkan industri pengguna dalam negeri dengan produk hasil industri.

“Kemenperin juga mendukung kerja sama antara industri pengolahan porang dengan perusahaan kosmetik guna pembuatan masker wajah, serta industri potensial lainnya untuk perluasan jaringan pasar,” pungkas Dirjen Industri Agro. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri

Advertisement

Bagikan Artikel: