Wujudkan Dekarbonisasi, Kemenperin Gelar Seminar Ekonomi Sirkular Manufaktur
Kementerian Perindustrian terus berupaya menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang dihasilkan oleh sektor industri manufaktur sebagai bagian dari strategi dekarbonisasi. Salah satu langkah yang ditempuh adalah dengan menyiapkan ketersediaan sumber daya manusia (SDM) industri yang kompeten dalam pengelolaan GRK.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan, “Dekarbonisasi merujuk pada proses mengurangi emisi gas rumah kaca, terutama karbon dioksida, yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil. Sebagai negara dengan populasi besar dan pertumbuhan ekonomi yang pesat, Indonesia menjadi salah satu kontributor utama emisi karbon di tingkat regional."
Baca Juga: Siap Bersaing di Kancah Global, Ini 5 Strategi Kemenperin untuk Dongkrak Kinerja Industri Furnitur
Menperin menegaskan, pihaknya bertekad mengakselerasi target Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2050, khususnya di sektor industri. “Sasaran dekarbonisasi sektor industri ini lebih cepat 10 tahun dari yang telah ditetapkan secara nasional pada tahun 2060 untuk mengurangi tingkat emisi GRK,” ujarnya.
Guna mencapai sasaran tersebut, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) bersama Association CAE Molding Technology (ACMT) beberapa waktu lalu menggelar Seminar Ekonomi Sirkular Manufaktur pada Pendidikan. Seminar yang dilaksanakan secara daring ini menghadirkan sejumlah narasumber dari Pusat Industri Hijau Kemenperin beserta asosiasi-asosiasi industri, seperti GAPMMI, APSyFI, dan INAPLAS, serta dihadiri oleh seluruh perwakilan unit pendidikan di bawah naungan Kemenperin.
“Unit pendidikan Kemenperin berkomitmen untuk berperan mempercepat program-program terkait dekarbonisasi dan industri hijau,” ujar Kepala BPSDMI Masrokhan. Ia juga menyatakan bahwa upaya riil melalui kerja sama untuk menurunkan emisi karbon sangat diperlukan sebagai dukungan perbaikan iklim saat ini dan di masa mendatang.
Baca Juga: Dukung Pemerintah Capai NZE 2060, Pertamina Percepat Pembangunan Jargas
“Seminar yang diikuti lebih dari 100 peserta tersebut bertujuan untuk menambah pemahaman terkait industri hijau sehingga tenaga pendidik dan pelaku industri sebagai mitra pendidikan vokasi Kemenperin dapat melakukan implementasi industri hijau di unit pendidikan vokasi Kemenperin,” papar Masrokhan.
Sebelumnya, BPSDMI dan ACMT telah menjalin kerja sama melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tentang Pembangunan Sumber Daya Manusia Industri dan Pengembangan Industri 4.0 pada Agustus 2022 lalu.
ACMT sendiri merupakan sebuah asosiasi CAE molding teknologi dari Taiwan yang berfokus pada kebutuhan industri, platform molding, dan teknologi molding dengan menyediakan informasi, mengintegrasikan profesional dan aplikasi nyata sebagai solusi, memperluas komunikasi kerja sama yang berkaitan dengan industri dan akademik.
Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan Vokasi Industri (PPPVI) Jonni Afrizon mengatakan bahwa untuk mendorong percepatan implementasi industri hijau yang berdaya saing, Kemenperin memiliki berbagai program prioritas yang salah satu di antaranya adalah ekonomi sirkular.
“Dalam pelaksanaan seminar, dibahas beberapa hal terkait ekonomi sirkular dan industri hijau pada pendidikan, yakni pengetahuan dasar tentang ekonomi sirkular, implementasinya pada pendidikan, serta implementasinya di berbagai sektor industri,” ungkapnya.
Jonni menambahkan, Kemenperin akan menyelenggarakan pelatihan pada beberapa unit pendidikan yang dimilikinya, sehingga para siswa dan mahasiswa memiliki bekal kompetensi terkait ekonomi sirkular dan industri hijau guna menciptakan pembangunan sektor industri yang mandiri, berdaulat, maju, berkeadilan, dan inklusif. Hal ini sejalan dengan langkah untuk memacu pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“Kami mengharapkan dukungan ACMT dalam implementasi pelaksanaan pelatihan bagi unit pendidikan kami ke depan, serta dukungan dari asosiasi dan mitra industri unit pendidikan agar bisa bersama-sama mendukung industri hijau melalui ekonomi sirkular, baik melalui implementasi pada proses bisnis, maupun penyiapan SDM bersama unit pendidikan kami,” tuturnya.
Baca Juga: Dukung Ekonomi Sirkular, Nestlé Indonesia Luncurkan Produk Hasil Daur Ulang Pasca Konsumsi
Sementara itu, Ketua Asosiasi CAE Molding Teknologi Indonesia Hariyanto Gunawan, menyampaikan bahwa seminar ini menjadi wadah untuk bertukar pikiran terkait ekonomi sirkular yang diterapkan di Taiwan dan di Indonesia.
“Kami sebagai partner dari Kemenperin sangat senang dapat membantu dalam pengembangan SDM, baik dari segi teknologi ataupun training untuk peserta dari SMK dan Politeknik Kemenperin sehingga dapat bermanfaat bagi semuanya,” ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Advertisement