Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Film 'Dirty Vote' Bongkar Kecurangan Pemilu, Anies Baswedan Beri Pesan Serius: Hati-hati...

Film 'Dirty Vote' Bongkar Kecurangan Pemilu, Anies Baswedan Beri Pesan Serius: Hati-hati... Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anies Baswedan menanggapi soal Film “Dirty Vote” yang ramai dibicarakan karena menguak berbagai indikasi kecurangan dalam pemilu/pilpres 2024 termasuk menyoroti tajam segala tindakan Presiden Jokowi di pemilu 2024.

Menurutnya, semua bukti yang dipaparkan dalam film tersebut berpotensi membuat rakyat marah.

"Ini akan merusak pemilu kita dan membuat hasil menjadi cacat etik. Jangan lakukan kecurangan lagi, mumpungmasih ada 2 hari.Jangan dikerjakan karena ini merusak semua, seperti pertandingan sepak bola yang kemudian segalanya serba diatur sampai skornya diatur. Marah penonton," ujarnya, Senin (12/2/24).

Anies lantas mewanti-wanti untuk berhati-hati dengan rakyat. Sebab begitu mereka dimanipulasi padahal menginginkan adanya transparansi, mereka bisa saja meresponsnya dengan cara yang tak terduga.

Baca Juga: Anies Beri Anjuran ke Pendukungnya di Masa Tenang Pilpres, Simak!

"Hati-hati dengan rakyat yang dimanipulasi, sementara mereka menginginkan adanya transparansi dan kejujuran. Hati-hati, karena rakyat akan merespons seluruh tidak kecurangan itu dengan cara yang kita tidak tahu," imbuh Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 tersebut.

"Jadi betul-betul harus hati-hati. Jangan pernah melawan yang disebut sebagai kemauan rakyat dalam sebuah pemilu. Itu jangan dimanipulasi," tegasnya.

Sementara itu Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Habiburokhman mempertanyakan kapasitas tiga pakar hukum tata negara yang terlibat dalam film tersebut karena menurutnya apa yang disampaikan tak berdasar dan dipadati fitnah.

"Sebagian besar yang disampaikan dalam film tersebut adalah sesuatu yang bernada fitnah, narasi kebencian yang sangat asumtif, dan sangat tidak ilmiah," ungkap Habiburokhman dalam konferensi pers di Jakarta pada Minggu (11/2/24).

"Saya mempertanyakan kapasitas tokoh-tokoh yang ada di film tersebut,” tambahnya.

Petinggi Partai Gerindra itu juga menilai ada tendensi atau maksud tertentu dari keluarnya film tersebut.

Ia menilai adanya upaya mendegradasi pemilu dengan narasi tak berdasar sebagaimana disampaikan tiga pakar dalam film tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Bayu Muhardianto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: