Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menuju Net Zero Emission: Komitmen Indonesia dalam Transisi Energi Bersih

Menuju Net Zero Emission: Komitmen Indonesia dalam Transisi Energi Bersih Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, menyampaikan kembali komitmen Indonesia dalam mereduksi emisi Gas Rumah Kaca (GRK). 

Arifin mengatakan bahwa Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi GRK dan mencapai Net Zero Emission (NZE) berdasarkan kondisi dan kemampuan nasional pada tahun 2060 atau 2070-an.

Baca Juga: Dukung Cycling de Jabar 2024, Generali Gencarkan Gaya Hidup Sehat dan Ajak Masyarakat Kurangi Emisi Karbon

"Indonesia telah menerbitkan Enhanced National Determined Contribution (ENDC) yang akan semakin mengurangi emisi pada sektor energi," ujar Arifin dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (28/5/2024). 

Arifin mengatakan, selain ENDC, Kementerian ESDM telah membangun Peta Jalan NZE sektor energi untuk mencapai target pengurangan emisi dan mengimplementasikan transisi energi bersih.

"Peta Jalan ini terdiri atas pengembangan energi terbarukan, program reduksi karbon, pensiun dini Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), elektrifikasi, efisiensi energi, juga Carbon Capture Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS)," ujarnya. 

Dalam mencapai target NZE dan implementasi Peta Jalan, Arifin mengakui bahwa pihaknya masih menemui berbagai tantangan. 

Arifin mengatakan, Indonesia memiliki berbagai sumber energi, baik yang berbasis hidrokarbon maupun energi terbarukan yang bersih.

"Indonesia dikaruniai dengan energi berbasis hidrokarbon seperti minyak bumi, gas bumi, serta batubara, dan energi terbarukan yakni energi hidro, panas bumi, surya, angin, dan bioenergi. Namun pertanyaan kini adalah bagaimana pemanfaatannya," ucapnya. 

Arifin menjelaskan, bahwa sudah terdapat beberapa program yang dilaksanakan, seperti pembangunan infrastruktur interkoneksi ketenagalistrikan, infrastruktur gas bumi, eksplorasi gas alam secara masif, program phase down PLTU, PLTS Atap dan Terapung, pengembangan PLTP dan PLTA, ekosistem kendaraan listrik, dan pilot project CCS/CCUS yang ditargetkan beroperasi pada 2030.

Terkait upaya pembiayaan, sudah terdapat beberapa inisiatif, yakni JETP, AZEC, dan IPEP yang saat ini sedang berlangsung. Namun demikian, Arifin menambahkan, masih diperlukan dukungan finansial lebih jauh untuk mempercepat pencapaian NZE.

Baca Juga: Untuk Indonesia, Migas Akan Berperan Penting Menuju NZE 2060

"Selain itu, pengembangan teknologi pada skala industri perlu untuk diakselerasi dan dipermudah untuk memaksimalkan pemanfaatan energi terbarukan. Indonesia memperluas hilir industri pengolahan mineral untuk membangun ekosistem dan rantai pasokan yang mendukung transisi energi, serta menciptakan lapangan kerja baru," tutupnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: