Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Investasi Besar ke Upstream dan Raih Pendapatan All High Time, Ini Sederet Capaian Pertamina

Investasi Besar ke Upstream dan Raih Pendapatan All High Time, Ini Sederet Capaian Pertamina Kredit Foto: Djati Waluyo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pertamina telah menorehkan prestasi gemilang dalam kontribusinya terhadap perekonomian Indonesia, terutama dalam mencapai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 47% senilai Rp374 triliun. BUMN ini juga berperan besar dalam menciptakan lapangan kerja bagi 4,1 juta orang.

Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina, mengungkapkan berbagai pencapaian ini dalam acara Pertamina Pemred Gathering di Bali pada 22 Juni 2024. Salah satu fokus utama Pertamina adalah pembangunan infrastruktur energi, dengan alokasi investasi terbesar, yakni 62%, di sektor hulu. Investasi ini menunjukkan komitmen kuat Pertamina dalam meningkatkan produksi energi nasional.

Selama enam hingga tujuh tahun terakhir, sektor hulu Pertamina mencatat pertumbuhan produksi sekitar 7-8% per tahun. Produksi minyak pada tahun 2023 meningkat hingga 9%, sementara produksi gas, meskipun sedikit lebih rendah, tetap relevan mengingat keterbatasan infrastruktur yang ada.

Nicke juga menyoroti pentingnya pembangunan infrastruktur, khususnya untuk gas, yang merupakan bahan bakar perantara menuju energi terbarukan. Infrastruktur seperti pipa dan fasilitas kompresi sangat dibutuhkan karena gas tidak dapat disimpan seperti minyak.

Baca Juga: Pertamina Pemred Gathering 2024: Nicke Widyawati Tekankan Pentingnya Kolaborasi dengan Media

Subholding upstream Pertamina mencatat rasio penggantian sumber daya sebesar 147%, menunjukkan tambahan sumber daya sebesar 47% di luar yang sudah dieksplorasi. Hal ini menjadi strategis mengingat cadangan minyak Indonesia hanya cukup untuk 9 tahun ke depan tanpa adanya penemuan baru.

Di sektor Power & New Renewable Energy (NRE), proyek Pembangkit Jawa Satu dengan kapasitas 1.760 megawatt menjadi bukti kontribusi besar Pertamina dalam memperkuat kapasitas energi nasional dan mendukung energi terbarukan. Walaupun ini perlu ditingkatkan lagi.

Pertamina juga mencatat rekor pendapatan bersih tertinggi sepanjang masa atau all high time sebesar Rp72 triliun pada tahun 2023.

Nicke menyebut bahwa pencapaian ini tak lepas dari excellent operasional, termasuk tiga strategi utama cost optimization: cost efficiency, cost avoidance, dan revenue enhancement. Strategi ini menunjukkan bahwa Pertamina tidak hanya melakukan pemotongan biaya, tetapi juga perbaikan model operasional secara menyeluruh.

Tidak cukup sampai di situ. Dalam era digitalisasi, Pertamina mengadopsi kecerdasan buatan dan analitik data untuk meningkatkan efisiensi operasional. Teknologi ini digunakan dalam manajemen puluhan ribu sumur di sektor hulu serta distribusi BBM dan LPG subsidi untuk memastikan akurasi dan kecepatan dalam pengambilan keputusan.

Dengan berbagai capaian ini, Pertamina terus bergerak maju sebagai pilar penting pembangunan ekonomi dan energi nasional. Hal ini juga menunjukkan bahwa Pertamina bukan hanya menghasilkan profit untuk kinerja sendiri, tetapi juga ikut berkontribusi pada terwujudnya Indonesia Emas tahun 2045.  

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: