WE Online, Surabaya - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres ke-11 Boediono (SBY-Boediono) menghadiri pengukuhan pengusaha nasional Prof Dr (HC) Chairul Tanjung (CT) sebagai guru besar Universitas Airlangga (Unair) Surabaya di Kantor Manajemen Unair Surabaya, Sabtu (18/4/2015).
Pengukuhan CT sebagai guru besar ke-438 Unair dan ke-18 FEB Unair itu juga dihadiri Menristekdikti Prof M Nasir, Menteri Ketenakerjaan M Hanif Dhakiri, Menperin Saleh Husin, dan Menteri Agraria/Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan.
Selain itu, pengukuhan mantan Menko Perekonomian era SBY-Boediono itu juga dihadiri Ketua MA Prof Hatta Ali (Ketua IKA Unair), Ketua MK Prof Dr Arief Hidayat SH MS, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPR Setya Novanto, Wakil Ketua DPD Farouk Muhammad, dan KSAL Laksamana TNI Ade Supandi.
Tidak hanya itu, pengukuhan CT yang juga anggota Majelis Wali Amanah (MWA) Unair itu juga dihadiri mantan Mensesneg Sudi Silalahi (Ketua MWA Unair/mantan Sekretaris Kabinet SBY-Boediono), mantan Mendikbud Mohammad Nuh (anggota MWA Unair), dan mantan Menkopolhukam Djoko Suyanto.
Ada pula mantan Menko Perekonomian Hatta Rajasa (mantan Ketua Umum DPP PAN), Ketua Umum DPP PKB H Muhaimin Iskandar, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon, Gubernur Jatim, Gubernur Sulut, Gubernur Kalsel, Wagub Jatim, Pangdam V/Brawijaya, Kapolda Jatim, Wali Kota Surabaya, dan sebagainya.
Tidak ketinggalan, sejumlah rektor dari universitas se-Indonesia, 600-an mahasiswa se-Jatim yang menekuni kewirausahaan, sejumlah pengusaha swasta dan BUMN, serta sejumlah pimpinan media massa nasional, termasuk Dirut Perum LKBN Antara H Saiful Hadi.
Dalam pengukuhan itu, seluruh hadirin memberikan "standing applaus" setelah CT mengakhiri orasi ilmiah bertajuk "CT Preneurship: Perpaduan Pragmatisme, Idealisme, dan Tata Nilai Indonesia", termasuk Presiden ke-6 SBY dan Wapres ke-11 Boediono.
"Bisnis itu bukan semata-mata pragmatisme atau cari untung, tapi ada perpaduan antara pragmatisme, idealisme, dan tata nilai. Idealisme itu terkait bisnis yang tidak menghalalkan segala cara agar berjalan dalam jangka panjang, sedangkan tata nilai itu terkait bisnis yang memberi manfaat untuk masyarakat. Intinya, bisnis itu cari berkah," kata CT.
Setelah itu, Rektor Unair Prof Fasich menyampaikan alasan pengukuhan CT sebagai guru besar kewirausahaan di FEB Unair Surabaya yang mengacu pada UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
"Semuanya melalui proses konsultasi yang panjang dan mengacu pada UU Dikti yang mengatur kewenangan menteri untuk mengangkat guru besar sebagai dosen tidak tetap berdasarkan keahlian atau kompetensi yang dimiliki dan bermanfaat untuk dunia akademik," katanya.
Bahkan, Prof Fasich juga menilai CT itu setara dengan HOS Tjokroaminoto, karena "trilogi" pengusaha nasional CT tentang pragmatisme - idealisme - nilai itu sama dengan "trilogi" pahlawan nasional HOS Tjokroaminoto tentang ilmu - tauhid - siasat.
"Pandangan Chairul Tanjung tentang kewirausahaan itu bagus untuk memberi pemahaman masyarakat tentang kewirausahaan dan menjadi inspirasi bagi pemula dalam berwirausaha," kata Menristekdikti Prof Nasir, menanggapi orasi ilmiah CT.
Sementara itu, mantan Mendikbud Mohammad Nuh menilai adanya guru besar tidak tetap seperti CT itu bagian dari memberi ruang gerak bahwa sumber ilmu itu tidak hanya di ruang kelas, karena itu dunia akademik harus terbuka.
"Jadi, pengukuhan Pak CT akan mendorong apa yang selama ini masih 'tacit knowledge' (pengetahuan individu) dari Pak CT menjadi 'eksplisit knowledge' (pengetahuan yang diwujudkan/disampaikan) yang bermanfaat untuk masyarakat. Pak CT merupakan profesor pertama di bidang kewirausahaan di Indonesia," katanya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement