Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Minyak Jelantah Internasional Tembus Rp10 Ribu per Liter, Pemerintah Didorong Hilirisasi

Harga Minyak Jelantah Internasional Tembus Rp10 Ribu per Liter, Pemerintah Didorong Hilirisasi Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Direktur Riset, Traction Energy Asia (TEA), Sudaryadi mendorong agar potensi minyak jelantah (UCO) di Indonesia dapat dihilirisasi di dalam negeri untuk diolah sebagai opsi feedstock komplementer dalam pengembangan biofuel di Indonesia. Ia mengungkapkan saat ini UCO dari Indonesia banyak lari ke luar negeri khususnya Amerika dan Eropa dengan harga yang cukup liar hingga Rp10 ribu per liter. 

”Sekarang ada harga mereka yang membeli 10 ribu per liter, apabila dia bisa mengumpulkan jumlah tertentu yang diinginkan Itu sangat-sangat. Nah makanya kan, kalau ini tidak cepat-cepat dilakukan (pengaturan) oleh negara maka harga itu akan semakin liar di mana saat nanti negara hadir ingin membutuhkan, mereka sudah berhadapan dengan mekanisme pasar,” ujar Sudaryadi.

Menurut Dia UCO memiliki kemiripan dengan solar artinya bahan bakar nabati ini cocok sebagai substitusi bahan bakar PSO. Namun dirinya mengembalikan hal ini kepada wewenang Pemerintah apakah menjadi substitusi bahan bakar PSO atau menjadi bahan bakar nabati yang memiliki keekonomian lebih tinggi misalnya Marine Fuel Oil (MFO) dan untuk Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau Bioavtur.

Baca Juga: Diam-diam Eropa dan Amerika Tertarik sama Minyak Jelantah Indonesia

UCO juga dinilai memiliki kandungan sulfur dan rendah emisi dibanding CPO dari kelapa sawit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Traction Energy Asia di tahun 2022, blending biodiesel CPO & UCO dapat menurunkan emisi sebanyak 2.4-24% dari total target penurunan emisi sektor energi karena rantai produksi yang lebih pendek.

”UCO sebenarnya menurut kami adalah potensi sumber daya domestik yang bisa didayagunakan untuk kebijakan transisi energi yang sekarang ini dilaksanakan di Indonesia, khususnya mengenai pengembangan biofuel itu sendiri,” tutup Sudaryadi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: