Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Akui Pernah Mencuit 'Karakter Orang Jakarta yang Sombong, Pamer dan Pelit', Ridwan Kamil: Saya Mohon Maaf

Akui Pernah Mencuit 'Karakter Orang Jakarta yang Sombong, Pamer dan Pelit', Ridwan Kamil: Saya Mohon Maaf Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bakal calon Gubernur Jakarta Ridwan Kamil angkat bicara soal viralnya cuitan-cuitan lamanya di platform X (dulu Twitter) yang banyak dipersoalkan oleh netizen.

Beberapa cuitan Ridwan Kamil di antaranya:

Dalam cuitan yang ditulis pada 6 Juni 2011 pukul 21.47 WIB, Ridwan Kamil dengan blak-blakan mengomentari karakter orang Jakarta.

"Tengil, gaul, glamor, songong, pelit, gengsian, egois, pekerja keras, tahan banting, pamer, hedon. Itu karakter org JKT. #citybranding," tulis Ridwan Kamil, dikutip Sabtu (24/8/2024). 

Namun, setelah cuitan tersebut viral, Ridwan Kamil langsung menghapusnya.Tapi percuma, netizen tak kalah cerdik, dan segera me-capture dan membagikannya kembali di platform X, sehingga tetap beredar luas.

Dan berikut klarifikasi Ridwan Kamil atas kadung tersebarnya cuitannya tentang Jakarta.

TWIT-TWIT LAMA

Dulu 12-15 tahun yang lalu sebelum jadi pejabat publik, saya memang aktif bermain Twitter (sekarang X). Sebagaimana nature-nya platform tersebut, saya berekspresi secara bebas. Kadang penuh kritik pedas, kadang nyindir, sering juga nyinyir. Sering saya katakan di mana-mana, dulu saya adalah netizen yang marah—bahkan julid.

Tapi kemudian takdir membawa saya ke proses hidup yang lebih kompleks. Pada gilirannya Allah  menakdirkan saya menjadi pejabat publik, dari walikota sampai gubernur. Saya giliran balik dikritik, disindir, dinyinyiri di media sosial. Saya sering melihat diri saya yang dulu, netizen yang marah tadi. Bikin saya tersenyum dan sadar.

Konon setiap orang akan melewati fase-fase jadi tukang protes, anak muda yang rebel penuh kritik dan sinisme. Tapi semua orang juga berproses, harus menjadi lebih bijaksana dan tahu diri.

Ibarat anak-anak yang selalu protes pada orangtuanya, remaja yang rebel, pemuda yang kritis dan sinis, pada saatnya akan jadi orangtua yang melihat dari sudut pandang yang berbeda. Yang akan bilang pada dirinya sendiri, "Oh gitu ya saya dulu", dan "Ternyata begini rasanya di posisi ini."

Bagaimanapun, untuk twit-twit saya yang lama, saya akui dulu saya kurang bijak dan mungkin kurang literasi—bahkan kurang sopan. Saya mohon maaf jika ada pihak-pihak yang tersakiti, terkritik, tersindir, atau terhina dengan cara saya berekspresi.

Semoga saya bisa lebih baik lagi ke depan. 2017-2018 saya pernah meminta maaf tentang hal-hal ini. Saya banyak belajar.

Saya tidak membela diri atau berusaha membenarkan. Itu memang saya yang dulu, saya yang kurang bijak.

Semua orang pernah protes, tapi proseslah yang akan membuatnya sukses. Katanya masa lalu tidak akan mengubah masa depan, tapi sebaliknya.

Maafkan aku yang dulu. Mari kita move on. 

Ridwan Kamil

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: