Boeing, salah satu perusahaan penerbangan dan ruang angkasa terbesar di dunia masih mengalami krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Perusahaan terkemuka Amerika Serikat ini menjadi sorotan internasional karena serangkaian masalah di berbagai sektor bisnisnya. Mulai dari penundaan produksi pesawat sipil hingga kegagalan uji penerbangan luar angkasa yang berdampak pada perubahan manajemen.
Berikut ini beberapa krisis yang dihadapi Boeing:
1. Tantangan di Bidang Pesawat Sipil
Pesawat Boeing 737 MAX yang pernah menjadi andalan perusahaan, mengalami pembatasan penerbangan global setelah dua kecelakaan fatal yang mengakibatkan korban jiwa. Insiden ini berdampak pada rusaknya reputasi Boeing dan kerugian finansial.
Di tengah upaya pemulihan, pengembangan pesawat super baru 777X juga mengalami penundaan. Kerusakan komponen mesin pada pesawat membuat uji penerbangan ditangguhkan. Hal ini mempengaruhi kemampuan pengiriman ke pasar.
2. Kegagalan di Bidang Ruang Angkasa
Pada Juni lalu, pesawat luar angkasa "Crew Starliner" milik Boeing gagal kembali sesuai rencana dalam uji penerbangan berawak.
NASA kemudian mengumumkan pembatalan rencana penggunaan "Crew Starliner" untuk misi pengembalian manusia. Hal ini menunjukkan tantangan besar yang dihadapi Boeing di sektor ruang angkasa.
Menurut laporan, penundaan dalam proses pengembangan dan kenaikan biaya telah menyebabkan kerugian sekitar 1,6 miliar dolar di bidang ini.
3. Kesulitan di Bidang Pesawat Militer
Selain masalah di sektor sipil dan ruang angkasa, Boeing juga menghadapi kesulitan di bidang pesawat militer. Proyek pengembangan pesawat latih dan drone pengisian bahan bakar udara untuk Angkatan Udara Amerika Serikat menghadapi masalah kelebihan biaya, yang menimbulkan tekanan pada finansial perusahaan.
4. Masalah Manajemen Internal dan Budaya Perusahaan
Peter Robison, jurnalis senior dan penulis buku Flying Blind, mengungkapkan bahwa masalah internal di Boeing mungkin turut berkontribusi pada krisis yang dialami perusahaan. "Boeing telah lama terjebak dalam budaya perusahaan yang terlalu fokus pada keuntungan jangka pendek, mengorbankan inovasi dan standar kualitas," ujar Robison.
Ia menambahkan bahwa kurangnya investasi dalam inovasi dan pengurangan staf pengawas kualitas selama produksi kemungkinan menjadi penyebab kerugian serius dalam bidang keselamatan.
Peran Pemerintah Amerika Serikat
Pengawasan ketat dari Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) turut memberikan tekanan langsung pada Boeing.
Di sisi lain, Keputusan politik dan kebijakan ekonomi pemerintah mempengaruhi bisnis Boeing secara tidak langsung.
Sementara itu, perubahan kebijakan internasional, termasuk hubungan perdagangan, telah berdampak pada penjualan dan rantai pasokan Boeing di pasar global.
Masa Depan di Bawah Kepemimpinan Baru
Pada 8 Agustus lalu, Kelly Ortberg diangkat sebagai CEO baru Boeing. Tantangan besar kini berada di pundaknya untuk membawa Boeing keluar dari krisis dan memulihkan kepercayaan pasar serta publik.
Menurut para pengamat industri, kemampuan Boeing untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan pasar dan kebijakan pemerintah akan sangat menentukan masa depannya.
"Krisis ini adalah ujian terbesar bagi Boeing," kata Robison. "Jika mereka berhasil melewati ini, bukan hanya akan membangun kembali kepercayaan, tetapi juga akan menunjukkan kemampuan Boeing untuk tetap menjadi pemimpin di industri penerbangan global."
Industri penerbangan kini menantikan bagaimana Boeing akan menyesuaikan strateginya dan apakah perusahaan ini dapat kembali ke puncak sebagai pemain utama di pasar penerbangan global. Di tengah tantangan besar ini, masa depan Boeing tetap menjadi pertanyaan besar.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement