United States Federal Reserve (The Fed) akhirnya mengumumkan penurunan suku bunga acuan atau federal fund rate (FFR) menuju kisaran target suku bunga ke 4,5%-4,75%. Hal ini ditegaskan dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC).
Melansir Reuters, Ketua The Fed Jerome Powell mengungkapkan bahwa pemangkasan suku bunga acuan ini dilakukan dengan mempertimbangkan perbaikan dalam ketenagakerjaan dan inflasi yang mulai mendekati target 2% di Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Pasar Kripto Bersiap, The Fed Diprediksi Bakal Pangkas Suku Bunga Lagi
“Indikator terkini menunjukkan aktivitas ekonomi masih kuat, kondisi tenaga kerja mereda, dan inflasi bergerak menuju sasaran 2%,” ujarnya, dilansir Jumat (8/11).
Ia juga menekankan bahwa pihaknya akan terus memantau informasi ekonomi global dan siap menyesuaikan kebijakan moneter jika diperlukan untuk mengatasi risiko yang mungkin menghambat pencapaian target inflasi dan lapangan kerja.
Keputusan ini menjadi perhatian, terutama karena akan terjadi transisi kepemimpinan menuju era kepresidenan dari Donald Trump. Trump baru-baru ini berhasil memenangkan pemilihan presiden AS. Ia dijadwalkan dilantik sebagai presiden pada Januari 2025.
Selama kampanyenya, sosok tersebut berjanji akan menerapkan kebijakan proteksionis, termasuk menaikkan tarif impor. Hal tersebut tentu dapat memberikan tantangan baru dalam mengendalikan inflasi bagi The Fed.
Baca Juga: Kemenangan Trump Bakal Jadi Tantangan untuk Sawit Indonesia, Kok Bisa?
Para analis memperkirakan bahwa perubahan kebijakan dalam bawah kepemimpinan presiden barunya dapat berdampak signifikan pada ekonomi AS. Kebijakan tarif yang lebih tinggi berpotensi menekan harga barang impor, sehingga memperumit upaya untuk menjaga inflasi tetap terkendali dalam beberapa bulan mendatang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Aldi Ginastiar
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement