Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

RI Resmi Gabung BRICS, DPR Ingatkan Hati-Hati Dimanfaatkan Agenda Perseteruan Politik Negara Besar

RI Resmi Gabung BRICS, DPR Ingatkan Hati-Hati Dimanfaatkan Agenda Perseteruan Politik Negara Besar Kredit Foto: Andi Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Keanggotaan penuh Indonesia dalam blok ekonomi BRICS mendapat respons positif di dalam negeri. Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKB Marwan Jafar menilai nilai tawar Indonesia akan semakin kuat dalam ruang diplomasi global terutama bidang ekonomi.

“Masuknya Indonesia sebagai anggota penuh BRICS akan meningkatkan posisi tawar Indonesia dalam ruang diplomasi internasional. Posisi ini harus dimanfaatkan sepenuhnya untuk membuka potensi kolaborasi dalam perdagangan antarnegara yang lebih fair dan saling menguntungkan,” ujar Marwan Jafar, Rabu (8/1/2024).

Untuk diketahui Indonesia resmi bergabung dengan blok ekonomi BRICS sebagai anggota penuh pada Selasa (7/1/2025). Hal ini disampaikan oleh Pemerintah Brasil setelah pertemuan puncak di Johannesburg tahun 2023 lalu.

Marwan mengatakan bergabungnya Indonesia dalam blok ekonomi BRICS akan memperluas potensi kerjasama perdagangan dengan negara-negara kelompok utama ekonomi berkembang seperti Brazil, Rusia, China, India, dan Afrika Selatan.

Selain itu ada 13 negara lain yang menjadi mitra BRICS seperti Bolivia, Nigeria, Turki, Uganda, Malaysia, Thailand, hingga Vietnam.

"Dengan ditopang Rusia dan China sebagai raksasa-raksasa ekonomi dunia maka nilai tawar negara anggota penuh BRICS mempunyai banyak alternatif membuka ruang kerja sama ekonomi alih-alih tergantung pada arah dan kebijakan ekonomi negara-negara Eropa dan Amerika yang telah lebih dulu mapan,” katanya. 

Dia mengungkapkan diakui atau tidak posisi Indonesia dalam diplomasi ekonomi global relatif lemah. Indonesia kerap hanya menjadi pasar berbagai komoditas dari negara lain seperti energi, bahan kebutuhan pokok, produk transportasi, hingga teknologi informasi.

"Kita seringkali hanya ditempatkan sebagai pemasok bahan mentah yang murah harganya dan pasar berbagai produk olahan dengan harga berkali lipat lebih mahal. Sementara upaya hilirisasi produk unggulan kita kerap dihadang dengan berbagai regulasi dan isu miring oleh negara-negara mapan,” katanya.

Kendati demikian, Marwan berharap agar keberadaan Indonesia dalam BRICS tidak terjebak dalam agenda perseteruan politik anggota lain. Menurutnya Indonesia harus tetap menganut asas bebas aktif dalam membangun aliansi terkait isu politik dan pertahanan keamanan global.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: