Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Anak Usaha BUMN Ini Jadi Satu-satunya Perusahaan Indonesia di 50 ESG Global 2025

Anak Usaha BUMN Ini Jadi Satu-satunya Perusahaan Indonesia di 50 ESG Global 2025 Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) baru-baru ini menjadi satu-satunya perusahaan lokal yang masuk dalam jajaran dari 50 ESG Global 2025. Anak usaha salah satu dari Badan Usaha Miliki Negara (BUMN) ini sukses masuk dalam penghargaan yang dirilis oleh Sustainalytics. 

Direktur Utama PGEO, Julfi Hadi mengatakan bahwa pencapaian ini merupakan bukti komitmen perusahaan untuk menjadi perusahaan energi hijau kelas dunia yang mengintegrasikan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).

Baca Juga: IHSG Menguat 0,95% pada Jeda Siang Ini, PGEO, AMMN dan AMRT Top Gainers LQ45

"Pencapaian ini mengantarkan kami ke jajaran teratas dunia dalam penerapan prinsip keberlanjutan sekaligus menjadi satu-satunya perusahaan nasional yang masuk ke Top 50 ESG Global,” kata Julfi Hadi, dilansir Senin (27/1).

PGEO dalam penilaiannya meraih predikat Region Top Rated dan Industry Top Rated, dengan skor risiko ESG 7,1 dan tingkat risiko yang dapat diabaikan (negligible risk). Ini merupakan refleksi dari komitmen perusahaan terhadap pelestarian lingkungan, pemberdayaan masyarakat, serta kepatuhan pada prinsip dari Good Corporate Governance (GCG).

“ESG telah menjadi bagian tak terpisahkan dari bisnis dan operasi kami. Seluruh aktivitas dan inovasi kami selalu didasarkan pada pertimbangan risiko terhadap lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan," jelas Julfi.

Adapun Julfi menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendorong inklusivitas dalam lingkungan kerja bagi perempuan, disabilitas, dan komunitas lokal melalui berbagai program dari PGEO.

Pihaknya juga menargetkan pencapaian kapasitas terpasang sebesar 1 GW pada 2026 dengan kombinasi pengembangan konvensional, proyek brine to power, serta opsi pengembangan anorganik. Selain itu, strategi efisiensi energi dan co-generation diharapkan mampu menurunkan total intensitas emisi PGEO hingga lebih dari 5% di tahun 2026.

PGEO juga akan memastikan keberlanjutan dalam praktik pengadaan (sustainable procurement), dengan target setidaknya 50% vendor telah memiliki kebijakan maupun sertifikasi ESG pada tahun 2026.

Baca Juga: Luncurkan ESG Reporting, Jadi Langkah Besar BEI Menuju Pasar Modal Berkelanjutan

“Kami percaya bahwa seluruh aktivitas pengembangan dan pengelolaan panas bumi sebagai energi terbarukan harus selalu mempertimbangkan risiko terhadap masyarakat, lingkungan, dan tata kelola yang matang,” pungkas Julfi Hadi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: