Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berawal dari Nama Zodiak Leo, 'Si Calo Tiket' Rusdi Kirana Sukses Bangun Lion Air hingga Super Air Jet

Berawal dari Nama Zodiak Leo, 'Si Calo Tiket' Rusdi Kirana Sukses Bangun Lion Air hingga Super Air Jet Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lion Air adalah salah satu maskapai penerbangan terbesar di Indonesia yang dikenal menawarkan harga tiket murah. Maskapai ini memang bukan yang terbaik, tetapi lebih kerap jadi pilihan penumpang penerbangan dalam negeri. 

Di antara banyaknya maskapai penerbangan se-ASEAN, Lion Air adalah maskapai dengan jumlah penumpang terbanyak di tahun 2023. Lion Air terhitung mengangkut sekitar 3 juta penumpang di tahun itu. Di tahun 2024, OAG menyebut maskapai ini masih menjadi yang tersibuk di Asia Tenggara dengan 3,2 juta penumpang. 

Dengan kesuksesan Lion Air hari ini, siapa sangka bahwa sosok di baliknya adalah seseorang yang pernah menjadi “calo tiket” pesawat. 

Di balik kesuksesan Lion Air, adalah sosok Rusdi Kirana, seorang pengusaha yang berhasil membangun bisnis penerbangan dari nol. Meski pada awalnya tak paham dunia aviasi, tetapi kini Rusdi Kirana menjadi salah satu nama penting di bisnis penerbangan Indonesia. 

Lahir di Cirebon pada 17 Agustus 1963, Rusdi tumbuh dalam keluarga kelas menengah-bawah dengan latar belakang pengusaha. Sejak kecil, ia sudah terbiasa dengan dunia usaha dan memahami pentingnya hidup hemat serta kerja keras.

Saat remaja, Rusdi Kirana bersama kakaknya, Kusnan Kirana, bekerja serabutan, termasuk menjadi sales mesin ketik. Setelah lulus SMA, Rusdi merantau ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila. 

Demi membiayai hidup dan pendidikannya di Jakarta, Rusdi Kirana bekerja sebagai calo tiket pesawat di Bandara Soekarno-Hatta. Dalam pekerjaannya ini, Rusdi sering menginap di bandara dan berinteraksi dengan banyak pihak, termasuk petugas bandara dan para petinggi di dunia penerbangan. Dari pengalaman ini, ia semakin memahami industri aviasi dan melihat peluang bisnis di dalamnya.

Baca Juga: Cara Nekat Wang Chuanfu Agar Warren Buffet Tertarik pada BYD, Minum Cairan Baterai hingga Sukses Dapatkan Investor!

Pada tahun 1990, setelah lulus kuliah, Rusdi dan Kusnan mendirikan biro perjalanan bernama Lion Tour di Bandara Soekarno-Hatta. Nama "Lion" dipilih karena keduanya berzodiak Leo. 

Usaha ini melayani berbagai kebutuhan perjalanan, mulai dari pengurusan visa dan paspor hingga antar-jemput penumpang. Bisnis ini berjalan selama hampir satu dekade sebelum akhirnya berkembang menjadi maskapai penerbangan.

Pada akhir 1999, ketika regulasi memungkinkan pendirian maskapai swasta di Indonesia, Rusdi dan Kusnan berani mengambil langkah besar. Menggunakan modal USD 10 juta, mereka membeli pesawat Boeing 737-200 dan mendirikan Lion Air. Maskapai ini mulai beroperasi pada 30 Juni 2000 dengan rute pertama Jakarta-Pontianak. 

Lion Air menawarkan tarif jauh lebih murah dibandingkan maskapai lain saat itu, seperti tiket Jakarta-Pontianak yang hanya dijual Rp300 ribu dibandingkan tarif kompetitor yang mencapai Rp 1,1 juta.

Meski awalnya banyak yang meragukan, Lion Air justru berkembang pesat dan menjadi pilihan utama masyarakat. Konsep low-cost carrier (LCC) yang diusungnya memungkinkan lebih banyak orang untuk bepergian dengan pesawat. 

Baca Juga: Perjalanan SAIC Sang Produsen 'Mobil China' Pertama, Kini Sukses Garap Mobil Listrik Chery

Pada 2004, Lion Air telah mengoperasikan 23 pesawat dan melayani 130 penerbangan harian ke berbagai tujuan di Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Vietnam. Hingga 2006, maskapai ini sudah mengangkut lebih dari 600.000 penumpang per bulan dan menguasai 40% pangsa pasar penerbangan domestik, menyaingi Garuda Indonesia.

Seiring pertumbuhannya, Lion Air terus menambah armada dan memperluas cakupan bisnisnya. Kini, Lion Air memiliki 268 pesawat yang beroperasi, termasuk Boeing, Airbus, dan ATR. 

Maskapai ini juga mengembangkan beberapa anak perusahaan, seperti Batik Air, Wings Air, Malindo Air (Malaysia), Thai Lion Air (Thailand), dan Super Air Jet. Super Air Jet, yang didirikan pada 2021 di tengah pandemi COVID-19, mengusung konsep low-cost carrier dengan penerbangan point-to-point domestik dan rencana ekspansi ke rute internasional.

Keberhasilan Lion Air menjadikan Kusnan Kirana dan Rusdi Kirana sebagai salah satu pengusaha terkaya di Indonesia. Pada 2019, keduanya masuk ke dalam daftar 50 orang terkaya Indonesia versi Forbes dengan kekayaan mencapai USD 835 juta. Sementara itu, menurut LHKPN KPK pada tahun 2024, harta pribadi Rusdi Kirana terhitung sebanyak Rp2,6 triliun. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: