Menuju Industri Sawit Berkelanjutan, Limbah Jadi Sumber Energi Masa Depan

Industri kelapa sawit semakin menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan dengan mengolah limbah produksi menjadi sumber energi bersih. Salah satu langkah utama yang diambil adalah pemanfaatan limbah cair kelapa sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME) untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Kepala International Research Institute for Environment and Climate Change dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Rizaldi Boer, menjelaskan bahwa POME mengandung bahan organik tinggi yang dapat menghasilkan gas metana. Gas ini memiliki potensi pemanasan global 25 kali lebih besar dibandingkan karbon dioksida (CO₂).

Namun, dengan penerapan teknologi biogas, metana dalam POME dapat ditangkap dan dikonversi menjadi biomethane.

Baca Juga: Minyak Sawit Jadi Pilar Swasembada Energi, Program B40 Bakal Dongkrak Permintaan CPO

Baca Juga: Kebijakan Sawit Prabowo Disorot: Hilirisasi Terganjal Regulasi, Investor Butuh Kepastian

“Dengan metode ini, emisi gas rumah kaca dari limbah kelapa sawit dapat ditekan hingga 95%,” ujar Rizaldi dalam keterangannya, Senin (3/3/2025).

Selain limbah cair, limbah padat seperti Tandan Kosong Sawit (TKS) juga dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif.

Rizaldi menjelaskan bahwa penggunaan TKS sebagai sumber energi bagi pabrik kelapa sawit dapat menggantikan bahan bakar fosil, sehingga semakin mengurangi jejak karbon industri.

Ia menilai bahwa inovasi ini tidak hanya menekan emisi gas rumah kaca, tetapi juga meningkatkan efisiensi energi serta memberikan nilai tambah ekonomi bagi industri sawit.

Baca Juga: Kelapa Sawit Menjadi Bagian dari Konservasi Tanah dan Air

Baca Juga: Pengurangan Kemiskinan oleh Minyak Sawit Melalui Tiga Jalur Kontribusi

“Dengan semakin luasnya penerapan teknologi ini, diharapkan industri kelapa sawit dapat terus berkembang secara berkelanjutan dan berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim global,” pungkasnya.