Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Daya Beli Lesu, Penjualan Matahari Department Store (LPPF) Merosot pada 2024

Daya Beli Lesu, Penjualan Matahari Department Store (LPPF) Merosot pada 2024 Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) mencatat total penjualan sebesar Rp12,3 triliun sepanjang 2024, turun 2,0% dari Rp12,5 triliun pada tahun sebelumnya dengan SSSG mengalami penurunan 1,7%.

Pendapatan bersih pun terkoreksi menjadi Rp6,39 triliun dari Rp6,53 triliun, mencerminkan tantangan yang terus berlanjut dalam belanja konsumen, terutama selama musim Lebaran dan kuartal keempat 2024.

Meski mengalami perlambatan dalam penjualan, Matahari berhasil meningkatkan margin kotor menjadi 34,6% dari sebelumnya 34,2%, berkat kehadiran produk-produk terbaru. Selain itu, efisiensi dalam biaya operasional dan keuangan turut membantu mengimbangi penurunan pendapatan.

Baca Juga: Tanpa Diundi! Matahari Bagikan 600 Motor untuk Top Spender di Ramadan 2025

Alhasil, EBITDA perusahaan sebesar Rp1,4 triliun, hanya turun tipis 0,9% dibandingkan tahun lalu. Bahkan, laba bersih Matahari berhasil melonjak 22,5% menjadi Rp828 miliar dari Rp675 miliar.

CEO Matahari, Monish Mansukhani, menegaskan, "Meskipun belanja konsumen kelas menengah melambat, pencapaian kami di 2024 menunjukkan dedikasi kami terhadap profitabilitas. Sembari menyempurnakan strategi untuk 2025, kami terus memprioritaskan penguatan fundamental ekonomi perusahaan dan menyempurnakan produk kami guna memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan."

Sepanjang 2024, Matahari fokus menjalankan berbagai inisiatif strategis, salah satunya dengan mengembangkan merek eksklusif untuk menarik konsumen muda dan modern. SUKO terus berkembang dengan kehadiran di 79 gerai, sementara ZES, merek eksklusif terbaru, resmi diluncurkan pada kuartal keempat 2024 untuk menjangkau konsumen yang lebih sadar fesyen.

Strategi lain yang diterapkan adalah optimalisasi portofolio gerai dengan memangkas 13 gerai yang kurang berkinerja baik, langkah yang terbukti mampu meningkatkan EBITDA sebesar Rp13 miliar.

Baca Juga: Cerita Sukses Ronny Lukito Membangun Exsport dan Eiger, Lulusan SMK yang Pernah Ditolak Matahari Department Store untuk Bermitra

Sementara itu, di lini bisnis online, Matahari menggandeng lebih banyak merek konsinyasi yang kini berkontribusi hingga 41% terhadap total bisnis konsinyasi perusahaan.

Menatap tahun 2025, Matahari tetap berkomitmen menjalankan strategi adaptif untuk menghadapi kondisi ekonomi yang tidak menentu. Rencana ekspansi mencakup perluasan koleksi merek eksklusif serta eksplorasi kategori baru seperti perlengkapan rumah tangga.

Perusahaan juga akan memperluas gerai format khusus untuk SUKO dan ZES, merasionalisasi serta menutup gerai yang berkinerja buruk, serta merenovasi gerai kategori A yang memiliki nilai strategis. Dalam hal efisiensi, Matahari akan terus fokus pada profitabilitas dengan meninjau kembali biaya sewa, tenaga kerja, serta biaya produk. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri

Advertisement

Bagikan Artikel: