
PT Hutama Karya (Persero) kembali mencatatkan kinerja keuangan tahun 2024 yang bertumbuh. Berdasarkan laporan keuangan (audited) yang dirilis, Hutama Karya mencatat laba bersih sebesar Rp2,7 triliun, atau mengalami perbaikan kinerja sebesar 47,7% dibandingkan tahun sebelumnya.
Direktur Utama Hutama Karya, Budi Harto menyampaikan bahwa pendapatan perusahaan juga menunjukkan peningkatan yang baik. Pertumbuhan mencapai Rp 30,3 triliun atau lebih baik 12,4% dari tahun 2023 dengan EBITDA perusahaan mencapai Rp4,3 triliun, tumbuh 21,3% dari tahun sebelumnya.
Pada posisi keuangan perusahaan, total aset Hutama Karya tumbuh 15,5% menjadi Rp196 triliun dengan ekuitas perusahaan lebih baik menjadi Rp138 triliun, naik 18,3% dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca Juga: Hutama Karya (PTHK) Raup Pendapatan Rp30,25 Triliun di 2025, Ini Penyumbangnya
“Posisi ekuitas perusahaan didorong oleh tambahan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 18,6 triliun dan akumulasi laba tahun berjalan serta laba tahun sebelumnya,” ujar Budi dalam keterangannya, Jum'at (21/03/2025).
Hutama Karya berhasil memperoleh kontrak baru senilai Rp34,8 triliun, lebih baik 12,8% dari tahun sebelumnya. Kontrak ini didominasi oleh sektor Jalan dan Jembatan yang mencakup 84,4% dari total kontrak atau senilai Rp29,6 Triliun, diikuti oleh sektor Sumber Daya Air (SDA) sebesar 7,8% atau 2,7 triliun, serta sektor Gedung dan Infrastruktur Perhubungan yang menyumbang 5,6% atau Rp1,9 triliun.
Sementara segmen lainnya menyumbang 2,2% dari total kontrak baru. Lebih rinci, Budi menambahkan bahwa Hutama Karya juga mendapatkan beberapa proyek dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) yakni Jalan Trans Papua Ruas Jayapura-Wamena Segmen Mamberamo-Elelim melalui konsorsium HK-HKI dengan biaya investasi sebesar Rp3,3 triliun.
Selain itu, perusahaan juga ditunjuk sebagai pemenang atas BUP KPBU Proyek Pembangunan Flyover Panorama I (Sitinjau Lauik I) di Provinsi Sumatera Barat. Kedua proyek KPBU ini menggunakan skema Design, Build, Finance, Operate, Maintain, and Transfer (DBFOMT).
Untuk mendorong kinerja konstruksi, perusahaan senantiasa melakukan penguatan, pengendalian biaya, mutu, waktu, dan integrated governance; melakukan efisiensi beban usaha; hingga mengoptimalkan fokus champion di segmen jalan dan jembatan sebagai portofolio utama dalam revenue stream.
“Di tahun 2024, Proyek-Proyek BUMN mendominasi perolehan kontrak baru Hutama Karya dengan kontribusi mencapai 85 persen, disusul oleh Proyek Pemerintah sebesar 11,3 persen dan Proyek Swasta sebesar 3,7 persen,” imbuh Budi.
Baca Juga: Hutama Karya Buka Suara Usai Kantornya Digeledah Polisi Imbas Dugaan Kasus Korupsi
Adapun berbagai proyek infrastruktur yang berhasil diselesaikan tahun 2024 meliputi RSIA Sardjito di Yogyakarta; hingga Menara Turyapada, RSIA Ngoerah dan Relayout RSUP Sanglah di Bali.
Hutama Karya juga berhasil menuntaskan proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Kobema di Bengkulu, dan Pengamanan Pantai NCICD di Jakarta, Proyek Pembangunan Jalur Kereta Api Lintas Medan – Binjai (JLKAMB 2), Proyek Underpass Joglo di Surakarta, Proyek Pelebaran dan Perbaikan Geometrik Jalan Soreang – Rancabali – Cidaun di Kabupaten Bandung & Cianjur yang tahun ini dapat digunakan sebagai jalur mudik; hingga proyek di sektor energi meliputi Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Muara Tawar 650 MW di Bekasi, dan PLTGU Tambak Lorok 779 MW di Semarang.
Dari sisi penugasan, pada tahun 2024 Hutama Karya menambah panjang JTTS melalui terbangunnya 83,9 km jalan tol, sehingga secara akumulatif total panjang yang telah dibangun oleh Hutama Karya adalah 1.043 km dengan ruas tol yang diresmikan pada 2024 antara lain:
- Jalan Tol Indrapura – Kisaran Seksi 1 (15,6 km) dan Jalan Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat Ruas Tebing Tinggi – Indrapura Seksi 1 dan sebagian Seksi 2 (28 km)
- Jalan Tol Pekanbaru – Padang Ruas Bangkinang – Pangkalan Seksi Bangkinang – XIII Koto Kampar (24,7 km)
- Jalan Tol Sigli – Banda Aceh Seksi 2,3,5, dan 6 (35 Km) dan Jalan Tol Binjai – Pangkalan Brandan Seksi 2 (19 Km)
- Jalan Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Parapat Ruas Tebing Tinggi – Dolok Merawan – Sinaksak Seksi 3
- Sebagian Seksi 4 (45,6 km) dan Jalan Tol Betung – Tempino – Jambi Seksi 3 (34 km)
Dari sisi bisnis pengelolaan Jalan Tol, Hutama Karya mencatat tren peningkatan LHR yang cukup signifikan pada ruas-ruas yang dikelola. Di wilayah Sumatera, Jalan Tol Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (Terpeka) mencatat LHR sebesar 9.297 kendaraan per hari, lebih baik 5,3% dibandingkan tahun 2023.
Sementara itu, di Pulau Jawa, Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta Selatan (JORR-S) mencatat LHR sebesar 145.053 kendaraan per hari, dengan kenaikan signifikan sebesar 8,7% dibandingkan tahun 2023.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement