Pengguna Internet Hampir 80%, Ekonomi Digital Diproyeksi Tumbuh 4 Kali Lipat di 2030

Ekonomi digital Indonesia diproyeksikan tumbuh 4 kali lipat di tahun 2030. Peningkatan tersebut berasal dari Gross Merchandise Value (GMV) atau total nillai barang atau jasa via e-commerce dengan angka transaksi yang menyentuh hingga Rp 360 miliar.
Tumbuh pesatnya nilai ekonomi digital tentu tak lepas dari penetrasi pengguna internet di Indonesia yang terus meningkat. Berdasarkan data, saat ini 221 juta masyarakat telah mengakses internet atau mewakili hampir 80% total penduduk di Indonesia.
Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (2014-2019), Rudiantara mengatakan inovasi digital memainkan peran penting dalam memenangkan persaingan di market. Apa lagi, dengan munculnya Arificial Intelligent (AI) perusahaan dapat dengan mudah mendrive produk yang disasarkan pada berbagai profile pelanggan.
Ia pun mendorong para pelaku bisnis harus mampu beradaptasi dengan proses bisnis dinamis yang bermuara pada digitalisasi.
”Kita harus keep up dengan dinamika proses bisnis yang terjadi. Dengan dukungan digital kita harus terus berinovasi, kita harus memetakan pasar. Kita harus cepat kompetitor mengeluarkan produk apa, prosesnya seperti apa, kemudian kita counternya seperti apa dan itu tidak bisa menunggu,” ucapnya pada Indonesia Digital Innovation Awards 2025 yang diselenggarakan oleh Warta Ekonomi, di Jakarta, Jum’at (21/03/2025).
Baca Juga: Dorong Perkembangan Digital Ekonomi RI, Indonesia-Australia Perkuat Keamanan Siber dengan Ini
Selain itu, perusahaan harus berani berinvestasi pada sumber daya manusia-nya (SDM) beserta inovasi atau Research and Development (R&D). Sebagai contoh perusahaan teknologi global, Huawei, menggelontorkan dana investasi senilai USD 2 miliar dalam proses penting ini.
”Mereka spend-nya luar biasa, mereka 10% atau kadang-kadang paling tidak 5% dari revenue itu dilarikan untuk R&D. Sehingga kalau kompetitor keluarkan produk hari ini atau misalnya denger-denger kompetitor mau keluarin inovasi mereka sudah bisa counter dengan produk mereka,” lanjutnya.
Meski begitu, ditengah disrupsi digital, peran lain yang tak boleh ketinggalan yakni pentingnya keamanan digital atau cyber security.
”Selain penting dalam mengamankan data pelanggan, penerapan cyber security yang disiplin juga merupakan salah satu faktor kepercayaan pelanggan. Kepemilikan data pelangan memang penting dalam upaya kita memasarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen namun hal ini harus dijaga betul-betul,” tandasnya.
Di lokasi yang sama, CEO & Chief Editor Muhammad Ihsan menerangkan akses internet yang mencapai hampir 80% dari total penduduk merupakan modal dasar penting untuk RI dalam memenangkan pasar digital di kawasan ASEAN.
”Jadi kita semua tahu bahwa penetrasi internet terus meningkat, saat ini 221 juta orang atau hampir 80 persen dari penduduk Indonesia sudah terkait dengan internet, modal dasar untuk supaya kita bisa berdigitalisasi. Indonesia digadang-gadang menjadi pusat ekonomi di ASEAN, menyumbang 40 persen dari ekonomi digital di ASEAN,” jelas Ihsan.
Proyeksi pertumbuhan pada GMV juga peningkatan ekonomi digital dari segi transaksi pembayaran juga akan meningkat 2,5 kali lipat di tahun 2030 dengan angka yang menyentuh USD 760 miliar atau setara Rp 12.300 Triliun.
”Modal dasar pengguna internet di Indonesia kini tentunya merupakan modal dasar bagi kita untuk membuka peluang inovasi, efisiensi, operasional dan ekspansi pasar berbasis teknologi. Ekosistem digital yang kuat akan membuat perusahaan Indonesia lebih kompetitif, dan mampu menarik investasi lebih besar," tutup Ihsan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Istihanah
Tag Terkait:
Advertisement