Proyek Panas Bumi Membara! ESDM Turun Gunung Beresi Konflik PLTP Ulumbu

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan turun langsung meninjau pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu di Poco Leok, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang belakangan menuai konflik dengan masyarakat.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, mengatakan pihaknya telah melakukan komunikasi awal dengan Gubernur NTT untuk membahas persoalan tersebut.

"Ini akan kami tindak lanjuti. Saya dan Pak Wakil Menteri akan ke NTT untuk menindaklanjuti langsung persoalan ini," ujar Eniya dalam konferensi pers Indonesia International Conference on Geothermal Energy (IICGE) di Jakarta, Senin (14/4/2025).

Eniya menyoroti bahwa isu negatif yang berkembang di masyarakat menjadi salah satu hambatan utama dalam percepatan pembangunan energi bersih di Tanah Air, termasuk PLTP.

Baca Juga: Kejar Ketertinggalan, Pemerintah Targetkan Tambahan 1,1 GW PLTP hingga 2029

Tak hanya di Ulumbu, Kementerian ESDM juga telah menurunkan tim inspektur ke proyek PLTP Sorik Marapi di Sumatera Barat guna menyelidiki berbagai persoalan yang muncul.

"Setelah ke Flores beberapa waktu lalu, kami juga akan mengirimkan tim ke Sorik," ungkapnya.

Eniya menjelaskan, sebagian besar kekhawatiran masyarakat terhadap proyek PLTP sebenarnya tidak lagi relevan dengan perkembangan teknologi saat ini. Salah satunya adalah anggapan bahwa penggunaan air tanah oleh PLTP akan mengganggu pasokan air bersih warga.

"Teknologi sekarang memungkinkan penggunaan air dari lapisan dalam tanah yang tidak bersinggungan dengan air permukaan yang dipakai masyarakat. Sistemnya juga tertutup, jadi airnya dipakai, diputar kembali, dan digunakan lagi," paparnya.

Baca Juga: Menuju Transisi Energi Bersih, Proyek PLTP di Maluku Masuk RUPTL PLN

Lebih lanjut, Kementerian ESDM berencana menggandeng Kementerian Pendidikan untuk menyosialisasikan manfaat panas bumi kepada generasi muda. Edukasi ini akan dimasukkan ke dalam kurikulum, mulai dari tingkat SMP hingga perguruan tinggi.

"Kami harap generasi muda bisa memahami potensi energi bersih ini melalui edukasi formal. Ini akan kami bahas lebih lanjut dengan kementerian terkait," kata Eniya.