- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Resesi Global 80% Mungkin Terjadi, Harga Minyak Bisa Jatuh ke US$58! Ini Prediksi Terbaru JP Morgan

Tekanan pada pasar energi global kembali meningkat setelah JP Morgan memangkas proyeksi harga minyak mentah untuk dua tahun ke depan. Penurunan ini dipicu oleh potensi kenaikan produksi dari negara-negara OPEC+ dan prospek permintaan global yang melemah.
Dalam laporan risetnya, bank investasi asal Amerika Serikat itu memperkirakan harga minyak Brent akan berada di level US$ 66 per barel pada 2025, turun dari proyeksi sebelumnya sebesar US$ 73. Untuk tahun 2026, proyeksi Brent kembali dipangkas menjadi US$ 58 per barel dari US$ 61.
Sementara itu, proyeksi harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) juga direvisi turun. Untuk 2025, harga WTI diperkirakan berada di US$ 62 per barel dari sebelumnya US$ 69. Adapun proyeksi 2026 dikoreksi menjadi US$ 53 dari US$ 57.
Baca Juga: Perang Dagang Trump Batasi Kenaikan Harga Minyak Dunia
Sebagai perbandingan, pada hari yang sama harga Brent diperdagangkan di kisaran US$ 65 per barel, sedangkan WTI berada di level US$ 61 per barel.
JP Morgan juga menurunkan proyeksi pertumbuhan permintaan minyak global tahun ini menjadi 0,8 juta barel per hari (mbd), dan memperkirakan perlambatan lanjutan menjadi 0,3 mbd pada kuartal III-2025. Di sisi lain, produksi dari negara-negara OPEC+ diperkirakan akan meningkat signifikan, mendorong risiko surplus pasokan di pasar.
“Peningkatan volume produksi dari aliansi OPEC+ mencerminkan perubahan dalam respons pasar. Bila dikombinasikan dengan permintaan yang lemah, kondisi ini berpotensi menciptakan surplus besar dan menekan harga Brent ke bawah US$ 60 menjelang akhir tahun,” tulis JP Morgan dalam laporannya, mengutip Reuters.
Baca Juga: JP Morgan Beri Peringatan, Efek Tarif Trump Bisa Jadi Pemicu Resesi Global 2025!
Bank tersebut juga menyoroti risiko makroekonomi global, dengan memperkirakan peluang terjadinya resesi ringan global mencapai 80%. Kondisi ini dinilai akan semakin menekan permintaan energi, terlebih dengan tambahan pasokan OPEC+ sebesar 1 juta barel per hari.
Kendati OPEC+ diproyeksikan akan meningkatkan pangsa pasarnya pada 2025, JP Morgan menyebut bahwa stabilisasi harga minyak Brent di level US$ 60 pada 2026 hanya dapat tercapai jika OPEC+ tidak hanya menghentikan peningkatan produksi, tetapi juga melakukan pemangkasan lebih lanjut.
Sebelumnya, Goldman Sachs juga menurunkan proyeksi harga minyak mentah dengan alasan serupa, yakni meningkatnya produksi OPEC+ dan potensi terjadinya konflik dagang yang bisa memicu resesi global serta memperlemah permintaan energi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement