Melandai, Eastparc Hotel (EAST) Cetak Laba Rp5,42 Miliar pada Kuartal I 2025

PT Eastparc Hotel Tbk (EAST) mencatatkan kinerja yang sedikit melandai pada kuartal I 2025. Dalam laporan keuangan per 31 Maret 2025 yang dirilis pada Rabu (16/4), perusahaan membukukan pendapatan sebesar Rp20,76 miliar, mengalami penurunan 7,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp22,49 miliar.

Kontribusi pendapatan masih didominasi oleh sektor kamar yang menyumbang Rp14,37 miliar, disusul makanan dan minuman sebesar Rp5,23 miliar, serta pendapatan lain-lain senilai Rp1,14 miliar.

Seiring penurunan pendapatan, beban pokok pendapatan turut menurun dari Rp5,95 miliar menjadi Rp5,4 miliar. Hal ini membuat laba kotor perusahaan berada di angka Rp15,33 miliar, sedikit turun dari Rp16,53 miliar.

Baca Juga: Perjalanan Bisnis Sukamdani Sahid, dari Usaha Percetakan Kecil hingga Jadi Puluhan Hotel di Indonesia

Sementara itu, beban usaha tercatat sebesar Rp7,30 miliar, dengan beban penyusutan sebesar Rp664,33 juta. Laba usaha pun terkoreksi menjadi Rp7,36 miliar dibandingkan Rp8,31 miliar pada kuartal I 2024.

Dari sisi laba tahun berjalan, EAST mengantongi Rp5,42 miliar, turun dari Rp6,84 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Laba per saham pun terkoreksi menjadi Rp1,31 dari sebelumnya Rp1,66.

Namun demikian, secara neraca keuangan, EAST menunjukkan posisi yang stabil. Total aset perusahaan per 31 Maret 2025 tercatat sebesar Rp487,74 miliar, sedikit meningkat dari Rp487,15 miliar pada Maret 2024.

Baca Juga: Suksesnya Adrian Zecha Pemilik Amanjiwo, Wartawan Time dari Sukabumi yang Kini Punya Jaringan Hotel Mewah di 20 Negara

Liabilitas mengalami penurunan menjadi Rp21,36 miliar dari Rp26,20 miliar, yang terdiri dari liabilitas jangka panjang sebesar Rp9,4 miliar dan liabilitas jangka pendek Rp11,9 miliar. Ekuitas pun menguat menjadi Rp466,37 miliar dibandingkan Rp460,95 miliar di periode yang sama tahun lalu.

Meski menghadapi penurunan pendapatan dan laba, Eastparc Hotel tetap menunjukkan kekuatan fundamental dengan posisi keuangan yang sehat. Ini dapat menjadi modal penting dalam menjaga performa bisnis di tengah dinamika industri perhotelan.