
Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek) tercatat mengelola lebih dari separuh aset lembaga jasa keuangan nasional. Dengan beban strategis tersebut, pengawasan dan pembinaan sektor jasa keuangan di kawasan ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jabodebek yang baru, Edwin Nurhadi.
Edwin resmi dikukuhkan sebagai Kepala OJK Jabodebek menggantikan Roberto Akyuwen dalam seremoni di Gedung A.A. Maramis, Kompleks Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Kamis (17/4). Jabodebek kini menjadi pusat perhatian regulator karena besarnya pengaruh kawasan tersebut terhadap stabilitas sistem keuangan nasional.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, mengatakan bahwa kompleksitas tugas OJK terus meningkat, terutama setelah disahkannya Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK). Ia menekankan perlunya kolaborasi kuat antara Kantor OJK Daerah dengan berbagai pemangku kepentingan.
Baca Juga: BPRS Gebu Prima Gagal Penyehatan, OJK Cabut Izin Usaha!
“Kebijakan dan program strategis OJK hanya akan berhasil apabila dijalankan melalui kolaborasi yang erat dengan pemerintah daerah, lembaga jasa keuangan, dan seluruh elemen masyarakat,” ujar Mahendra dalam keterangan resmi, Sabtu (19/4/2025).
Kantor OJK Jabodebek mengawasi satu Bank Pembangunan Daerah, 125 Bank Perekonomian Rakyat Konvensional, dan 16 Bank Perekonomian Rakyat Syariah. Selain itu, kantor ini berkoordinasi dengan Kantor OJK Provinsi Banten dan menjalankan fungsi penting dalam literasi keuangan, pelindungan konsumen, serta analisis ekonomi regional.
Dalam konteks pembangunan daerah, OJK juga mendukung sektor prioritas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta seperti ekonomi hijau, industri kreatif, digitalisasi UMKM, serta transformasi Jakarta menuju kota global.
“Penguatan ekonomi regional menjadi kunci penting dalam menjaga ketahanan ekonomi nasional,” tegas Mahendra.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, turut hadir dalam pengukuhan tersebut dan menyampaikan harapan besar kepada Edwin Nurhadi dan jajarannya. Ia meminta OJK Jabodebek aktif memberikan masukan terhadap rencana Initial Public Offering (IPO) Bank DKI dan pengembangan sistem keuangan yang sehat dan inklusif.
“Secara khusus, saya mendoakan kepada Pak Edwin dan jajaran mudah-mudahan membawa kebaikan, keberhasilan di Jakarta ini karena memang tantangan ekonomi yang sedang terjadi. Kita tahu bersama tidak sedang baik-baik saja, jadi ini menjadi tantangan yang cukup menantang bagi kita semua. Saya yakin Jakarta mudah-mudahan bisa melalui ini dengan baik. Dan, Pak Edwin bisa memimpin kami, meng-advise kami secara baik untuk hal tersebut,” ujar Pramono.
Dengan posisi Jabodebek sebagai poros keuangan nasional, Kantor OJK wilayah ini diharapkan mampu menerjemahkan arah kebijakan OJK secara konkret, mendorong penguatan ekosistem keuangan, dan memberi kontribusi nyata bagi pembangunan ekonomi nasional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement