
Bank Indonesia (BI) hari ini, Rabu (23/4/2025) akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG), termasuk keputusan terkait suku bunga acuan BI Rate. Melihat situasi saat ini, Ekonom Senior Ryan Kiryanto memproyeksikan bahwa pada RDG kali ini BI akan menahan BI Rate.
"Menurut saya dalam situasi dan kondisi ekonomi dan geopolitik global yg sedang tidak baik-baik saja, sebaiknya stance kebijakan moneter lebih ke stance pro stabilitas (menjaga kestabilan nilai tukar Rupiah) meskipun inflasi domestik relatif rendah," ujar Ryan kepada Warta Ekonomi di Jakarta, Rabu (23/4/2025).
Apalagi, lanjutnya, perkembangan kurs Rupiah saat ini yang juga masih rentan (vulnerable) terhadap sentimen eksternal yang tidak kondusif. "Dengan demikian maka pilihan terbaik untuk saat ini adalah BI tetap mempertahankan BI Rate di level 5,75%," tukasnya.
Baca Juga: Ramadan Dongkrak Penjualan Eceran! BI Catat Kenaikan 8,3% di Maret 2025
Hal ini terutama lantaran tekanan eksternalnya masih kuat terutama dipicu oleh polemik perang tarif yang terus bergulir hingga saat ini yg menciptakan ketidakpastian baru pasca pandemi Covid-19. Jangka waktu penundaan pengenaan tarif resiprokal oleh Trump selama 90 hari sejak 9 April lalu juga justru memperpanjang ketidakpastian.
"Jadi sikap BI adalah mixed policy (bauran kebijakan) sebagai kebijakan yang tepat, terukur dan preemptive, yaitu hawkish policy (tahan suku bunga acuan atau BI Rate) untuk pro stability dan dovish policy (pelonggaran kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran) yang pro growth. Bagi pelaku usaha, kestabilan kurs Rupiah menjadi sangat penting terkait dengan penyusunan strategi pengembangan bisnis baik untuk eskportir maupun importir," jelas Ryan yang juga menjabat sebagai Associate Faculty LPPI.
Dengan bauran kebijakan BI tersebut, diharapkan industri perbankan dan sektor riil tetap ekspansi secara terukur, hati-hati dan terarah. Pelaku usaha tetap harus optimis disertai sikap waspada yg tinggi untuk akomodatif dan antisipatif terhadap dinamika lingkungan ekonomi global dan lokal.
"Kalau pun BI akan menurunkan BI Rate, itu pun hanya sebesar 25 bps menjadi 5,5%, mungkin saja opsi ini bisa dilakukan meskipun peluangnya lebih kecil dibandingkan dengan opsi BI menahan BI Rate. Tapi saya cenderung BI Rate tetap bertahan di 5,75%," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait:
Advertisement