- Home
- /
- Kabar Sawit
- /
- Energi
Biomassa Sawit Indonesia Bisa Hasilkan 50 TWh Energi Per Tahun dan Buka 500 Ribu Lapangan Kerja

Kelapa sawit, tanaman asal Mauritius Afrika Barat ini rupanya tidak hanya mampu menggelontorkan duit lebih dari Rp440 triliun ke kocek negara pada tahun lalu. Duit segitu baru hanya dari devisa ekspor, belum lagi efek dominonya di dalam negeri.
Kemarin, ketahuan lagi kalau tanaman yang kini luasnya telah mencapai 17,3 juta hektar itu, ternyata mampu menghasilkan energi yang sangat besar.
Dari luasan kebun sawit 16 juta hektar saja, saban tahun Indonesia bisa menghasilkan energi antara 40–59 terawatt-hour (TWh). Satu TWh sama dengan 1 juta megawatt-jam.
Angka tadi setara dengan hampir sepertiga konsumsi listrik Nasional untuk satu semester di tahun lalu yang mencapai 149,11 TWh. Kalau energi ini dikelola, negara tak hanya dapat duit tambahan sekitar USD1,5 miliar per tahun, tapi juga bakal menciptakan 500 ribu lapangan kerja.
Adalah Windrawan Inantha yang menghamparkan potensi bongsor tadi pada Konferensi Biomassa Sawit Internasional ke-5 di Berjaya Times Square Hotel, Kuala Lumpur, Malaysia. Malaysian Export Academy (MEXA) yang mengadakan helat yang dihadiri 200 perserta dari Asean, Jerman, dan Afrika itu.
Deputi Direktur Transformasi Pasar (Indonesia) Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) mengurai, energi besar tadi didapat dari 111,39 hingga 122,33 juta ton biomassa padat yang saban tahun dihasilkan industri sawit.
Baca Juga: Nira Sawit, Peluang Baru Petani Hasilkan Untung Bersih hingga Rp25 Juta
"Potensi tadi melampaui target bioenergi tahun 2025 yang hanya sebesar 33 TWh. Ini tentu akan membikin bangsa Indonesia menjadi penghasil energi yang lebih bersih di masa depan. Sebab tidak lagi bergantung pada energi fosil," ujar lelaki 53 tahun ini kepada Warta Ekonomi usai menjadi pembicara.
Lebih jauh Doktor Ilmu Ekonomi Manajemen Pembangunan Berkelanjutan Universitas Trisakti ini menghamparkan, tahun lalu, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) merilis data bahwa perkebunan kelapa sawit Indonesia mengolah 200,7 juta ton Tandan Buah Segar (TBS) yang kemudian menghasilkan 48,17 juta ton minyak sawit mentah.
Dari hasil olah TBS itu kata ayah satu anak ini, didapat pula tandan kosong (tankos) sebanyak 46,16 juta ton. Kalau sudah diolah menjadi biomassa padat, tankos ini mampu menghasilkan energi antara 19-30 TWh.
Selain tankos, ada pula cangkang hasil kupasan kernel sebanyak 12,04-16,06 juta ton. Ini bisa menghasilkan 2-3 TWh energi. Serat mesokarp 26,09-30,11 juta ton dan limbah cair 130,46 juta ton. Limbah cair ini bisa menghasilkan 15,6–19,5 TWh energi
"Selain itu, ada juga batang sawit yang dihasilkan antara 22–35 juta ton. Angka ini bisa membengkak menjadi 59,7 juta ton saat replanting. Dari batang sawit ini saja bisa dihasilkan 5-9 TWh energi. Belum lagi dari pelepah sawit yang 27,1–30,1 juta ton," panjang lebar lelaki yang karib disapa Win ini mengurai.
Memang kata Win, meski sangat menjanjikan, pemanfaatan biomassa ini dihadapkan pada tantangan teknis yang serius. Misalnya soal kadar air yang tinggi tankos yang mencapai 60% dan abu yang angkanya sekitar 4-12%. Ini akan meningkatkan biaya olah sebesar 20-30%. Ini akan membikin produksi energi menjadi kurang efisien.
Begitu pula dengan limbah cair yang melepaskan metana, yang dampak pemanasannya 28 kali lebih besar ketimbang CO₂. Sebab masih hanya 10% pabrik yang punya alat penangkap metana untuk menjadi biogas.
Baca Juga: Yordania Siap Borong Sawit RI Tanpa Batas, Amran: Kirim Saja Sebanyaknya
Tapi belakangan, teknologi torrefaksi dan pirolisis sudah menjawab kendala itu dan bahkan dengan teknologi ini menurut Win, mampu meningkatkan efisiensi biomassa.
"Kami yakin, kalau energi ini benar-benar mau dikelola dengan baik di tahun 2030, pemerintah tidak hanya bisa menghasilkan energi 50 TWh, tapi juga akan menambah pundi-pundi dan menciptakan lapangan kerja yang luar biasa," ujarnya.
Untuk mewujudkan potensi ini secara penuh, perlu dilakukan inventarisasi biomassa nasional. Ini akan memungkinkan pelacakan dan pengelolaan yang lebih baik terhadap biomassa yang dihasilkan setiap tahun dan juga memastikan penggunaan yang efisien di seluruh perkebunan Indonesia.
Baca Juga: Kontribusi Hilirisasi Sawit Melalui Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi bagi Negara-negara Dunia
Baca Juga: Perkebunan Sawit di Lahan Gambut Merupakan Bagian dari Restorasi Lahan Gambut yang Berkelanjutan
"Dengan mengatasi tantangan teknis dan kebijakan dengan solusi praktis, Indonesia dapat mengubah biomassa yang melimpah menjadi sumber daya berharga. Pendekatan ini tidak hanya akan membantu mencapai target energi nasional, tapi juga mendorong masa depan yang berkelanjutan dan sejahtera, memposisikan Indonesia sebagai pemimpin dalam peralihan global menuju penggunaan energi yang lebih bersih," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Abdul Aziz
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement