- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Penjualan Melesat, tapi Laba Bersih Mayora Indah (MYOR) Terpangkas 36% di Q1 2025
Kredit Foto: Ist
PT Mayora Indah Tbk (MYOR) mengawali kuartal pertama 2025 dengan lonjakan penjualan bersih yang mencapai Rp9,85 triliun. Angka ini meningkat 12,4 persen dibandingkan periode sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp8,76 triliun.
Namun, kenaikan pendapatan tersebut tidak sepenuhnya berbanding lurus dengan laba bersih. MYOR justru mencatatkan penurunan laba hingga 36 persen menjadi Rp704 miliar, jauh dari Rp1,11 triliun pada kuartal I-2024. Dampaknya, laba per saham dasar pun ikut terkoreksi menjadi Rp31 dari sebelumnya Rp50.
Baca Juga: Viral Isu Mayora Indah (MYOR) PHK Massal Ribuan Karyawan, Manajemen Beri Penjelasan
Peningkatan beban turut menjadi tantangan bagi perseroan. Beban pokok penjualan naik signifikan menjadi Rp7,69 triliun dari sebelumnya Rp6,32 triliun, yang membuat laba kotor turun dari Rp2,43 triliun menjadi Rp2,16 triliun.
Selain itu, beban penjualan usaha tercatat naik menjadi Rp1,08 triliun dari Rp912,78 miliar, sedangkan beban umum dan administrasi juga meningkat menjadi Rp232,86 miliar dari Rp208,42 miliar.
Secara rinci, kontribusi penjualan masih didominasi oleh makanan olahan dalam kemasan yang mencapai Rp5,94 triliun. Sedangkan penjualan dari segmen minuman olahan dalam kemasan menyentuh angka Rp4,92 triliun. Setelah dikurangi eliminasi sebesar Rp1 triliun, total penjualan bersih tetap bertahan di angka Rp9,85 triliun.
Baca Juga: Jogi Hendra Atmadja, Dokter yang Sukses Membangun Mayora hingga Produknya Tersebar di 100 Negara
Dari sisi neraca, total aset MYOR per kuartal I 2025 tercatat sebesar Rp29,06 triliun, sedikit menurun dari posisi akhir 2024 yang sebesar Rp29,72 triliun. Total liabilitas perusahaan juga menurun dari Rp12,62 triliun menjadi Rp11,24 triliun. Di sisi lain, ekuitas perusahaan mengalami sedikit peningkatan menjadi Rp17,82 triliun dari sebelumnya Rp17,1 triliun.
Meski dihadapkan pada tekanan biaya yang menekan laba, Mayora masih menunjukkan kekuatan dari sisi pendapatan dan pengelolaan struktur modal yang solid. Ini menjadi sinyal bahwa perusahaan memiliki ruang untuk mengatur strategi lebih efektif dalam menghadapi tantangan ke depan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait:
Advertisement