Transformasi Ekonomi Pesantren Didorong Melalui Program Inkubasi Wakaf ProdukTif
Kredit Foto: Istimewa
Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kementerian Agama RI, Dr. H. Waryono Abdul Ghofur, M.Ag., menegaskan pentingnya mendorong transformasi ekonomi pesantren melalui Program Inkubasi Wakaf Produktif (IWP). Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Kementerian Agama, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH), dan LAZISNU, yang secara resmi diluncurkan di Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyyah, Sumedang, Jawa Barat.
Dalam sambutannya, Dr. Waryono menyampaikan bahwa IWP merupakan langkah strategis untuk mewujudkan kemandirian ekonomi pesantren sekaligus mencetak generasi santri yang unggul dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
“Santri tidak cukup hanya menguasai Al-Qur’an dan Hadits. Mereka juga harus mampu menjawab tantangan zaman. Pendidikan yang maju akan mendorong ekonomi yang maju. Dan itu adalah kunci kemajuan bangsa,” ujarnya.
Ia menambahkan, pesantren memiliki kekuatan sosial dan sanad keilmuan yang kokoh, namun perlu diperkuat dengan konektivitas terhadap sektor ekonomi agar mampu bertahan dan berkembang. Dalam konteks ini, BPKH sebagai pengelola dana abadi umat menekankan pentingnya akuntabilitas dan pelaporan yang transparan dari pesantren penerima program.
Direktur LAZISNU, Kohari Cholil, menyampaikan bahwa LAZISNU berperan sebagai fasilitator pelaksanaan IWP dan berharap program ini dapat memberikan dampak nyata di berbagai wilayah.
“Kami ingin memastikan bahwa program ini benar-benar mendorong kemandirian ekonomi pesantren serta meningkatkan kesejahteraan umat,” katanya.
Sementara itu, KH. Sa’dulloh selaku Pimpinan Pondok Pesantren Al-Hikamussalafiyyah menjelaskan bahwa pesantren yang berdiri sejak 1970 ini telah mengembangkan sektor ekonomi sejak 2010, antara lain melalui unit produksi air minum dalam kemasan (AMDK) dan peternakan ayam.
Unit AMDK masih menghadapi tantangan pada aspek sertifikasi halal dan izin edar BPOM, namun terus dikembangkan. Adapun produksi ayam telah mampu mencukupi kebutuhan konsumsi santri hingga 200 ekor per bulan. Dengan hadirnya program IWP, KH. Sa’dulloh berharap potensi ekonomi pesantren dapat dioptimalkan dan berkelanjutan.
“Kami ingin pesantren ini tidak hanya menjadi pusat pendidikan keagamaan, tetapi juga mampu berkontribusi secara nyata dalam peningkatan ekonomi masyarakat sekitar,” ungkapnya.
Menutup acara, Dr. Waryono mengajak seluruh pihak untuk memperkuat ekosistem ekonomi pesantren melalui sinergi berkelanjutan.
“Mari kita jadikan pesantren sebagai kekuatan ekonomi umat. Bukan hanya karena sejarah dan sanad keilmuannya, tetapi karena kontribusinya dalam membangun masa depan bangsa,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement