Perjalanan Bakmi GM, dari Warung Kecil di Jalan Gajah Mada hingga Sukses Jadi Puluhan Cabang di Berbagai Kota

Bakmi GM merupakan salah satu restoran mie cepat saji legendaris yang telah beroperasi puluhan tahun di Indonesia. Dilansir dari laman resminya, Bakmi GM tercatat dapat melayani lebih dari 30.000 pelanggan setiap harinya. 

Tumbuh menjadi restoran mie raksasa siapa sangka dulunya Bakmi GM hanya sebuah warung kecil di pinggir jalan. Bakmi GM didirikan oleh sepasang suami istri keturunan Tiongkok, Tjhai Sioe dan Loei Kwai Fong. 

Berangkat dari sebuah warung kecil di jalan Gajah Mada 77, Jakarta Barat, yang mereka didirikan pada tahun 1959, Bakmi GM saat itu tidak bisa menampung pelanggaran lebih dari 20 orang. Seperti warung mie pada umumnya, Bakmi Gajah Mada saat itu hanya menyediakan bakmi dan ayam bakso pangsit dan mulai beroperasi beberapa jam sebelum makan siang.

Meski warung kecilnya memiliki menu yang begitu sederhana, Bakmi GM selalu laris hingga mampu menjual 100 mangkuk setiap harinya. Bahkan, kerap kali seluruh menunya sudah terjual habis sebelum sore tiba. 

Setelah tiga tahun berdiri, warung Bakmi GM mulai dikenal oleh banyak orang. Ditambah lagi setelah perhelatan ASEAN Games pada 1962-1963 berlangsung, warung diserbu banyak pelanggan dari luar kota bahkan luar negeri. 

Pada tahun 1968, alamat warung Bakmi Gajah Mada sempat pindah ke Jalan Kejayaan, Jakarta Barat karena pelebaran jalan. Kemudian Tjhai dan istrinya membuka cabang pertama warung mereka  di Jalan Melawai, Jakarta Selatan Pada tahun 1971. Meskipun ia membuka cabang warung pertama karena permintaan pelanggan yang membludak, namun setelah cabang ini dibuka justru warungnya tidak mendapat banyak pengunjung. Tak tinggal diam, Tjhai dan istri pun menambah menu baru untuk menarik lebih banyak pengunjung yang datang ke warung bakmi miliknya. 

Keputusan Tjhai dengan menambahkan menu baru seperti bakmi goreng, nasi goreng, hingga ayam cah jamur itu ternyata berhasil. Pelanggaran baru Bakmi GM pun datang berdatangan. Bahkan, warung utama yang berada di Jalan Gajah Mada 77 harus pindah ke tempat yang lebih luas di Jalan Gajah Mada 92 untuk menampung lebih banyak pengunjung.

Seiring bertambahnya waktu, Bakmi GM pun membuka beberapa cabang lain dengan ukuran tempat yang lebih besar dibanding warung. Seperti pada tahun 1986, Bakmi GM membuka cabang ketiganya di M.H. Thamrin, diikuti dengan cabang keempat di Mal Pondok Indah. Hingga memasuki tahun 1990-an, Bakmi GM mulai mengembangkan usahanya menjadi jaringan waralaba agar mampu berekspansi lebih masif.

Memiliki cita rasa bakmi yang khas dan menjadi pelopor inovasi menu bakmi, saat ini Bakmi GM bertransformasi menjadi ikon restoran bakmi di Indonesia. Melalui PT Griya Miesejati, Bakmi GM telah memiliki 52 jaringan outlet yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan Bali. Dengan lebih dari 50 pilihan menu, mulai dari olahan nasi, bihun, ayam, masakan vegetarian, hingga frozen food, Bakmi GM terus berinovasi dengan meluncurkan berbagai produk secara berkala.

Bukan tanpa alasan bagi Bakmi GM tumbuh menjadi jaringan restoran keluarga cepat saji dengan standar mutu kelas dunia. Bakmi GM terus berkomitmen dengan memberikan kepuasan pelanggan melalui pelayanan yang ramah, cepat, tepat, dan harga terjangkau.

Baca Juga: Kini Pindah ke Filipina, Ini Kisah Sukses Henry Soesanto Bersama Monde Nissin

Baca Juga: Sejarah Panjang Koo In Hwoi Membangun LG Corporation, dari Bisnis Industri Kimia hingga Jadi Perusahaan Elektronik

Kesuksesan Bakmi GM ini juga dibuktikan dengan perolehan predikat Top Brand Award selama 6 tahun berturut-turut (2008–2013) di kategori Noodle Restaurant. Salah satu kunci kesuksesan Bakmi GM adalah terus tampil energik dan penuh berdedikasi yang ditunjukkan oleh 1.200 staff yang tergabung dalam tim pelayanan Bakmi GM.