Tingkatkan Likuiditas, ADRO Berencana Buyback Saham Rp4 Triliun

PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) berencana melakukan pembelian kembali (buyback) saham dengan nilai maksimal Rp4 triliun. Seluruh dana untuk aksi ini akan diambil dari kas internal perusahaan dan dipastikan tidak akan berdampak signifikan terhadap kondisi finansial ADRO.

Dalam keterbukaan informasi yang dikutip Rabu (14/5/2025), manajemen menjelaskan bahwa rencana buyback saham awalnya akan dimintakan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 15 Mei 2025.

Namun, jadwal RUPST tersebut kini diubah menjadi 2 Juni 2025. Bila disetujui, proses pembelian saham akan berlangsung selama 12 bulan terhitung mulai 3 Juni 2025.

Baca Juga: Siapkan Dana Rp1 Triliun, Mayora Indah (MYOR) Mau Minta Restu untuk Buyback Saham

Menurut manajemen, pelaksanaan buyback ini bertujuan memberikan fleksibilitas kepada perusahaan dalam merespons kondisi pasar. ADRO ingin memiliki peluang untuk melaksanakan buyback sewaktu-waktu dalam jangka waktu paling lama 12 bulan, agar dapat mengoptimalkan strategi perusahaan di tengah dinamika pasar modal.

Tak hanya itu, aksi ini juga diharapkan mampu meningkatkan likuiditas perdagangan saham ADRO, sehingga harga sahamnya dapat lebih mencerminkan nilai fundamental perusahaan.

“Perseroan berkeyakinan bahwa pelaksanaan buyback tidak akan memberikan pengaruh negatif terhadap kinerja dan pendapatan ADRO karena saldo laba dan arus kas ADRO yang tersedia saat ini sangat mencukupi untuk kebutuhan dana pelaksanaan buyback perseroan,” ujar manajemen.

Baca Juga: Lewat Private Placement, Emiten KFC (FAST) Incar Dana Segar Rp80 Miliar untuk Modal Kerja

Baca Juga: Mau Buyback Saham, Emiten Otomotif TP Rachmat (ASLC) Siapkan Dana Rp50 Miliar

Lebih dari sekadar strategi pasar, manajemen juga menilai bahwa buyback dapat memberikan imbal hasil yang lebih baik bagi para pemegang saham dan sekaligus meningkatkan kepercayaan investor terhadap ADRO. Harapannya, harga saham akan lebih selaras dengan kekuatan dan potensi bisnis sesungguhnya yang dimiliki perusahaan.