Kesejahteraan sebagai Strategi Bisnis, Begini Cara Coats Group Ubah Tempat Kerja Jadi Ruang Tumbuh Karyawan

Ketika sebagian besar perusahaan masih memandang kesejahteraan karyawan sebagai bonus tambahan, Coats Group plc justru menjadikannya inti dari strategi bisnis global. Perusahaan asal Inggris yang telah berusia lebih dari dua abad itu kembali menunjukkan kepemimpinannya, kali ini melalui peluncuran whitepaper bertajuk “Weaving Global Patterns of Wellbeing”, hasil kolaborasi dengan Great Place To Work, lembaga otoritatif dalam budaya tempat kerja.
Whitepaper ini bukan sekadar dokumen teknis. Ia adalah peta perjalanan Coats dalam menenun benang-benang kesejahteraan karyawan menjadi jalinan global yang hidup. Melalui program unggulan Energy4Performance (E4P), Coats menciptakan ekosistem kerja yang tidak hanya produktif, tetapi juga sehat secara mental, fisik, sosial, dan emosional bagi para karyawannya yang tersebar di 55 negara.
“Semangat karyawan adalah keunggulan kompetitif vital bagi bisnis kami,” ujar David Paja, CEO Coats Group, dalam peluncuran whitepaper tersebut, “investasi dalam sumber daya manusia menghasilkan hasil jangka panjang terbaik.”
Nguyen Phan, Global Wellbeing & Inclusion Lead di Coats Group, mempertegas pernyataan tersebut dalam wawancara eksklusif. Ia menekankan bahwa kesejahteraan adalah bagian dari warisan budaya Coats.
"Sejak awal kami berdiri di Skotlandia, perusahaan sudah membangun sekolah, rumah sakit, hingga perumahan bagi pekerja. Nilai ini terus kami pertahankan dalam skala global,” jelasnya.
Sejak diluncurkan, program E4P telah menggerakkan lebih dari 500 inisiatif kesejahteraan, menjangkau 54.000 jam aktivitas kolektif, dari sesi yoga, pelatihan kesehatan mental, hingga kegiatan layanan masyarakat. Dampaknya nyata, keterlibatan karyawan meningkat 6%, dan indeks kesejahteraan melonjak 5%.
Coats percaya bahwa merawat karyawan bukan hanya tindakan etis, melainkan strategi bisnis yang solid. Filosofi ini didukung penelitian Great Place To Work, yang menunjukkan bahwa budaya berbasis kepercayaan berdampak langsung pada ketahanan, inovasi, dan produktivitas organisasi.
Hal yang membuat program ini unik adalah kemampuannya menjangkau dan menyesuaikan diri dengan konteks lokal. Di Shenzhen, Tiongkok, Coats melatih para manajer sebagai “penolong pertama” dalam kesehatan mental, dilengkapi ruang konseling.
Di Bangladesh, mereka meluncurkan Clear Vision Workplace Programme, menyediakan pemeriksaan mata dan kacamata gratis bagi pekerja. Sementara di Ambas, India, Coats mendirikan tempat penitipan anak untuk mendukung para orang tua yang bekerja.
Nguyen Phan menjelaskan bahwa Coats juga bekerja sama dengan Lyra Wellbeing, platform kesehatan mental global yang menghubungkan karyawan dengan psikolog profesional secara rahasia dan fleksibel.
"Kami ingin menghapus stigma seputar isu mental health, sekaligus memastikan akses cepat dan aman bagi siapa pun yang membutuhkan,” katanya.
Di Indonesia, perusahaan meluncurkan sejumlah program mulai dari pemeriksaan kesehatan rutin, kompetisi olahraga, hingga Appreciation Week, pekan penghargaan yang menjadi favorit banyak karyawan.
“Apresiasi dan pengakuan itu penting. Dengan Appreciation Week, kami merayakan kontribusi semua orang, dari level pabrik hingga manajer,” tutur wanita asal Vietnam tersebut.
Mengelola kesejahteraan lebih dari 16.000 karyawan di lebih dari 50 negara bukan tanpa tantangan. Lokasi operasional yang terpencil menuntut adaptasi program yang sensitif terhadap budaya dan kebutuhan lokal. Tantangan lain datang dari lingkungan kerja manufaktur yang rawan risiko keselamatan.
Untuk itu, Coats menerapkan Journey to Zero, sebuah program keselamatan menyeluruh, mulai dari perjalanan karyawan ke tempat kerja hingga mereka pulang ke rumah dengan selamat.
“Di setiap pabrik kami, keselamatan adalah prioritas nomor satu,” ujar Nguyen Phan, “kami bahkan memasang cermin besar di pintu masuk dengan tulisan: ‘Orang yang kamu lihat di cermin ini bertanggung jawab atas keselamatan’. Itu pesan personal yang kuat.”
Sebagai pemimpin global dalam benang dan komponen struktural untuk pakaian dan alas kaki, Coats telah lama dikenal sebagai pemain penting dalam rantai pasok industri tekstil. Namun, kini perusahaan itu menegaskan bahwa masa depan industri bukan hanya soal efisiensi produksi, melainkan juga tentang martabat manusia.
Dengan pendapatan sebesar $1,5 miliar pada tahun 2024 dan lebih dari 16.000 karyawan tetap di 50 negara, Coats bukanlah pemain kecil. Ia adalah anggota indeks FTSE250 dan FTSE4Good, serta aktif dalam UN Global Compact. Target keberlanjutan berbasis sains untuk 2030, termasuk ambisi netral karbon 2050, menjadi bukti nyata visi jangka panjang perusahaan.
Whitepaper “Weaving Global Patterns of Wellbeing” bukan sekadar laporan, melainkan manifesto. Ia mendobrak batas antara bisnis dan kemanusiaan, memperlihatkan bahwa perusahaan global bisa tumbuh besar tanpa kehilangan hati nurani.
Ketika banyak organisasi mengejar produktivitas dengan tekanan, Coats justru menunjukkan bahwa kesejahteraan adalah jalan pintas menuju keberlanjutan.
“Kami ingin setiap orang di Coats punya energi untuk tampil maksimal, di tempat kerja dan di rumah,” tutup Nguyen Phan, “karena di Coats, kesejahteraan bukan tujuan akhir, tapi cara kami berjalan.”
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement