Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cerita Sukses He Xiangjian Membangun Midea Group, Bermula dari Membuat Tutup Botol Kini Punya Ratusan Ribu Karyawan

Cerita Sukses He Xiangjian Membangun Midea Group, Bermula dari Membuat Tutup Botol Kini Punya Ratusan Ribu Karyawan Kredit Foto: CGTN
Warta Ekonomi, Jakarta -

Siapa sangka dari sebuah bengkel kecil di pedesaan Tiongkok, lahir sebuah raksasa industri elektronik global? Itulah kisah inspiratif He Xiangjian, sosok visioner di balik kesuksesan Midea Group.

He Xiangjian lahir pada 5 Oktober 1942 di Shunde, Foshan, Provinsi Guangdong, Tiongkok. Ia berasal dari keluarga sederhana dan tumbuh di tengah kondisi sosial dan ekonomi yang sulit. Namun, sejak muda, He sudah memiliki tekad kuat untuk menjadi seorang pengusaha.

Pada tahun 1968, di usia 26 tahun, He memulai langkah pertamanya dengan mendirikan sebuah bengkel kecil bernama Beijie Office Plastic Production Group di Beijiao. Modal awalnya hanya sekitar ¥5.000 dan ia mengajak 23 warga desa untuk memproduksi tutup botol plastik. 

Transformasi menuju nama "Midea" dimulai pada tahun 1980 ketika perusahaan meluncurkan merek rumah tangga pertamanya dengan nama 美的 (dibaca: Měidì), yang berarti "indah" dalam bahasa Mandarin dan diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai "Midea". 

Pada tahun itu, Midea mulai memproduksi kipas angin listrik. Lima tahun kemudian, Midea memperkenalkan pendingin udara yang kemudian menjadi andalan perusahaan. Tak hanya berhenti di situ, Midea terus memperluas lini produknya, mencakup kulkas, mesin cuci, oven microwave, dan pemanas air.

Secara hukum, struktur perusahaan mengalami perubahan besar pada tahun 2000 dengan pendirian Shunde Meituo Investment Co., Ltd., yang kemudian berganti nama menjadi Midea Group Co., Ltd.. Langkah ini merupakan bagian dari restrukturisasi perusahaan untuk mendukung ekspansi dan modernisasi manajemen.

Pertumbuhan Midea begitu pesat. Tahun 1990, perusahaan ini membangun kawasan industri modern pertamanya dengan investasi 100 juta yuan. Pada 1993, Midea Electric resmi terdaftar di Bursa Efek Shenzhen, membuka akses modal yang lebih besar dan mempercepat ekspansi.

Midea tak hanya jago kandang. Tahun 2007, perusahaan membuka pabrik luar negeri pertamanya di Ho Chi Minh City, Vietnam. Ekspansi ini dilanjutkan dengan kehadiran di berbagai negara seperti Brasil, Mesir, Belarus, Argentina, India, hingga Indonesia.

Baca Juga: Perjalanan Bakmi GM, dari Warung Kecil di Jalan Gajah Mada hingga Sukses Jadi Puluhan Cabang di Berbagai Kota

Midea mulai merambah pasar Indonesia pada akhir 2000-an, dengan rencana awal membangun pabrik perakitan AC berkapasitas 100.000 unit per tahun. Rencana ini dipicu oleh kesepakatan perdagangan bebas ASEAN-China (AC-FTA) dan potensi besar pasar Indonesia. Namun, realisasi investasi besar-besaran baru terjadi dalam beberapa tahun terakhir.

Pada Juli 2024, Midea resmi mengoperasikan pabrik AC di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Pabrik ini berdiri di atas lahan seluas 51.405 meter persegi dengan total bangunan 40.000 meter persegi, dan investasi awal sebesar Rp650 miliar. Target produksi pabrik ini adalah 800.000 unit pada 2025 dan mencapai 1 juta unit pada 2026. Produk utama yang diproduksi adalah AC split untuk pasar domestik dan AC window untuk ekspor ke Amerika Serikat

Di bawah kepemimpinan He, Midea juga melakukan berbagai akuisisi strategis. Tahun 2016, Midea membeli 80% saham divisi peralatan rumah tangga Toshiba senilai USD 500 juta. Tak lama kemudian, mereka mengakuisisi perusahaan robotika ternama asal Jerman, KUKA, dengan nilai transaksi USD 4 miliar.

Kini, Midea memiliki lebih dari 150.000 karyawan dan beroperasi di lebih dari 195 negara. Perusahaan ini masuk dalam daftar Fortune Global 500 sejak 2016 dan menjadi produsen oven microwave terbesar di dunia. Selain memproduksi produk bermerek sendiri, Midea juga dikenal sebagai Original Equipment Manufacturer (OEM) untuk banyak merek global.

Pada tahun 2012, He Xiangjian resmi mundur dari operasional harian Midea, meskipun tetap menjadi pemegang saham utama. Di luar dunia bisnis, He juga dikenal sebagai kolektor seni dan mendirikan He Art Museum (HEM) di kampung halamannya di Shunde, Foshan. Museum ini dirancang oleh arsitek ternama Tadao Ando dan menjadi wadah untuk mempromosikan seni dan budaya lokal.

Baca Juga: Suksesnya Trihatma Kusuma Haliman Meneruskan Agung Podomoro Group Lewat Keputusan Berani dan Tepat

Baca Juga: Perjalanan Karir Melisa Patricia Tanoko, Pemimpin Muda yang Sukses Lanjutkan Air Minum CLEO

Sosok He Xiangjian dikenal tertutup terhadap media, tetapi mendadak menjadi sorotan internasional pada tahun 2020. Ia menjadi korban upaya penculikan di rumah mewahnya, Royal Orchid International Golf Villa. Aksi kriminal itu gagal setelah putranya, He Jiangfeng, nekat berenang menyeberangi danau untuk membunyikan alarm dan memanggil polisi. Peristiwa itu sempat menghebohkan dunia karena menyasar salah satu orang terkaya di Asia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: