Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Transisi Energi Bagi RI Bukan Hanya Keharusan Lingkungan, Tapi Juga Peluang Ekonomi

Transisi Energi Bagi RI Bukan Hanya Keharusan Lingkungan, Tapi Juga Peluang Ekonomi Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza, mengungkapkan transisis energi, bagi Indonesia, bukan hanya keharusan lingkungan, namun juga peluang ekonomi.

Sehingga Indonesia melalui Kementerian Perindustrian terus mendorong transisi energi dan dekarbonisasi sektor industri nasional sebagai bagian dari upaya menuju Net Zero Emission (NZE) sektor industri pada tahun 2050. 

Baca Juga: Kemampuan Kontrol Laut Nusantara Jadi Faktor Terpenting Hadapi Tantangan Geopolitik di LCS

Wamenperin menyampaikannya dalam sambutannya pada kegiatan 5th Australia-Indonesia Energy Transition Dialogue, sebuah forum diskusi yang mempertemukan para pemangku kepentingan dari kalangan pemerintah, pelaku usaha, akademisi, hingga masyarakat sipil dari Indonesia dan Australia.

"Dialog ini berlangsung pada momentum yang sangat krusial. Dorongan global menuju netralitas karbon, urgensi krisis iklim, dan potensi transformasional teknologi hijau telah menyatu," ucapnya, dikutip dari siaran pers Kemenperin, Jumat (20/6).

Pada kuartal pertama tahun 2025, sektor industri memberikan kontribusi sebesar 17,5% terhadap PDB Indonesia, dengan mencatatkan laju pertumbuhan industri sebesar 4,31%. Sejalan dengan besarnya kontribusi tersebut, lebih dari 40% konsumsi energi nasional berasal dari sektor industri, menjadikannya sebagai sektor kunci dalam upaya transisi energi nasional.

“Transisi menuju model rendah karbon sangat penting untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) Indonesia pada tahun 2060 atau lebih cepat, dan target NZE sektor industri tahun 2050, sambil tetap menjaga daya saing, ketahanan, dan pertumbuhan yang inklusif,” ujarnya.

Oleh karena itu, Kemenperin mencanangkan berbagai strategi dalam mendukung transisi energi di antaranya implementasi efisiensi energi di sektor industri melalui audit energi dan penerapan sistem manajemen energi, pengembangan Standar Industri Hijau dan Sertifikasi Industri Hijau, penyusunan Roadmap Dekarbonisasi Industri, dengan sembilan subsektor prioritas semen, pupuk, logam, pulp dan kertas, kimia, tekstil, keramik dan kaca, makanan dan minuman, serta otomotif. 

Selain itu, pengembangan Kawasan Industri Hijau (Eco-Industrial Parks) dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang efisiensi energi, manajemen energi, serta perhitungan emisi gas rumah kaca.

Faisol mengatakan, upaya ini merupakan bagian dari strategi transformasi industri hijau yang menyeluruh dan terus dikembangkan berdasarkan data, dialog, dan masukan dari pemangku kepentingan lainnya.

“Dialog ini bukan sekadar forum pertemuan, melainkan sebuah jembatan antara Indonesia dan Australia. Jembatan antara kebijakan dan implementasi, juga jembatan antara praktik industri saat ini dan ekonomi hijau masa depan,” katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: