Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Prabowo Resmikan Proyek Baterai EV Terbesar Asia Senilai Rp96 Triliun di Karawang

Prabowo Resmikan Proyek Baterai EV Terbesar Asia Senilai Rp96 Triliun di Karawang Kredit Foto: Istihanah
Warta Ekonomi, Karawang -

Presiden Prabowo meresmikan groundbreaking proyek Baterai Electric Vehicle (EV) Terintegrasi di kawasan Artha Industrial Hill, Karawang, pada Minggu (29/06/2025). 

Proyek senilai USD 5,9 miliar atau setara Rp96 triliun (asumsi kurs Rp16.278) ini merupakan proyek industri baterai EV terbesar di Asia Tenggara, dengan kapasitas produksi maksimal sebesar 15 Giga Watt hour (GWh) di tahun 2028. Pada fase pertama, ditargetkan produksi mencapai 6,9 GWh di tahun 2026

Proyek ini dijalankan dengan skema joint venture oleh perusahaan Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co., Ltd. (CBL), PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) dan PT Industri Baterai Indonesia (IBC).

Prabowo mengatakan hilirisasi Sumber Daya Alam merupakan pilar penting dalam mendorong kemakmuran dan kesejahteraan nasional.

"Ground breaking ini bukti keseriusan para pimpinan kita, dan kerjasama kita dengan mitra kita, dengan sahabat kita, kita bermitra dengan kawan-kawan kita, saudara-saudara kita dari Tiongkok, kita bisa bekerjasama dengan program yang menurut saya ini termasuk bisa dikatakan kolosal, bisa dikatakan terbosan luar biasa," kata Prabowo

Baca Juga: Gubernur Banten Andra Soni Perpanjang Waktu Pembebasan Pokok dan Sanksi Pajak Kendaraan Bermotor

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menjelaskan bahwa proyek baterai ev terintegrasi ini dikerjakan di dua wilayah yakni Kawasan Industri Buli (KIB) Halmahera Timur untuk proyek RKEF, HPAL prekursor dan recycle baterai. Ke dua, berada di Kawasan Industri Karawang untuk produksi baterai sell. 

"Secara keseluruhan proyek ini hampir kurang lebih sekitar 6 miliar dolar. Ini kurang lebih sekitar Rp 100 triliun. Ini bukan angka kecil dan lapangan pekerjaan 35.000 yang tidak langsung, yang langsungnya itu 8.000. Kemudian multiplier efek dari pertumbuhan ekonomi itu kurang lebih sekitar 40 miliar USD per tahun," jelasnya.

Dengan kapasitas produksi battery cell sebesar 15 Giga Watt hour (GWh), pabrik ini ditargetkan mampu menyuplai kebutuhan baterai untuk 300 ribu kendaraan listrik per tahun. Tak hanya itu pabrik ini juga mampu memproduksi Battery Energy Storage System guna mendukung utilisasi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang bersifat intermitten.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Istihanah

Advertisement

Bagikan Artikel: