Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Faktor yang Bikin Mobil Merek China Justru Laris Manis di Tengah Perlambatan Penjualan Kendaraan secara Nasional

Faktor yang Bikin Mobil Merek China Justru Laris Manis di Tengah Perlambatan Penjualan Kendaraan secara Nasional Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) menilai Yannes Martinus Pasaribu pertumbuhan progresif penjualan mobil merek China menunjukkan kontras yang tajam saat pelemahan penjualan mobil di tahun 2025.

"Pertumbuhan eksplosif merek-merek China menunjukkan kekontrasan yang tajam terhadap pelemahan kinerja pasar otomotif secara keseluruhan," kata Yannes Martinus Pasaribu, pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), kepada Xinhua pada Selasa (22/4).

Menurut data dari GAIKINDO, pada kuartal pertama (Q1) 2025, ketika penjualan mobil nasional mengalami penurunan sebesar 4,7 persen secara tahunan (yoy), para produsen mobil China justru melaporkan peningkatan penjualan kendaraan sebesar 153 persen (yoy).

Pertumbuhan luar biasa ini mendorong pangsa pasar mereka mencapai 10 persen di pasar otomotif Indonesia pada Q1 2025, naik tajam dari hanya 3,83 persen setahun sebelumnya.

Pertumbuhan ini sebagian besar didorong oleh penetrasi agresif mereka di segmen kendaraan listrik (electric vehicle/EV). Merek-merek China bahkan kini mendominasi pasar EV Indonesia dengan pangsa pasar 90 persen, jauh di atas merek Korea Selatan yang memiliki pangsa pasar 6 persen.

Keberhasilan pemain kunci China seperti BYD, Wuling, dan Chery didukung oleh strategi harga yang kompetitif, integrasi fitur teknologi canggih (terutama pada EV), dan keselarasan strategis dengan insentif pemerintah yang bertujuan untuk mempercepat adopsi EV.

Pada Q1 2025, penjualan EV berbasis baterai di Indonesia naik hampir tiga kali lipat, dengan 16.770 unit terjual. Pertumbuhan signifikan ini mendorong EV menyumbang 4,9 persen dari total penjualan mobil di Indonesia pada Q1 2025,  naik signifikan dari hanya 1,7 persen pada 2023.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: