Pasar Cemas, Dolar Amerika Serikat Dibayangi Ancaman Utang dan Tarif Trump

Dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap sejumlah mata uang utama pada Jumat (4/7). Nilai tukar mata uang tersebut terkoresi menyusul penutupan pasar yang dipersingkat karena libur nasional hingga kebijakan ekonomi dari Negeri Paman Sam.

Dilansir dari Reuters, Senin (7/7), Indeks Dolar (DXY) tercatat menurun tajam ke 96,94. Hal ini menjadi salah satu penurunan harian terburuk tahun ini, seiring peluncuran kebijakan tarif yang kacau semakin memicu kekhawatiran akan prospek ekonomi dan keamanan surat utang pemerintah (Treasuries) dari AS.

Baca Juga: Dorong Stablecoin Yuan, Dua Raksasa China Berambisi Lawan Dominasi Dolar AS

AS baru-baru ini mengesahkan rancangan belanja besar-besaran yang diperkirakan akan menambah utang nasionalnya hingga US$3,4 triliun.

Di sisi lain, negara tersebut mengumumkan bahwa pemerintahnya akan mulai mengirim surat kepada negara-negara mitra dagang, yang akan memuat besaran tarif impor yang akan mereka hadapi jelang tenggat tarif di 9 Juli 2025.

"Pasar kini hanya menunggu 9 Juli," kata IG Analyst, Tony Sycamore.

Ia menambahkan bahwa minimnya optimisme hingga pengumuman atas kesepakatan perdagangan menjadi salah satu penyebab lemahnya pasar saat ini. Namun, Data Pekerjaan Amerika Serikat yang mengejutkan telah memberikan semangat baru kepada investor. 

Baca Juga: Rencana Tarif Trump dan Sinyal Pemangkasan Suku Bunga BI Warnai Pergerakan Rupiah

"Ekonomi mereka bertahan lebih baik dari yang banyak orang kira. Ini menunjukkan bahwa pasar bisa dengan mudah terus menguat dari titik ini," ujar Sycamore.