Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bidik Lonjakan Pendapatan 2025, Namun COIN Jujur Semua Tergantung Bitcoin

Bidik Lonjakan Pendapatan 2025, Namun COIN Jujur Semua Tergantung Bitcoin Kredit Foto: Ida Umy Rasyidah
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) menargetkan peningkatan pendapatan signifikan pada 2025, menyusul pencatatan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI). Optimisme ini didorong oleh kontribusi penuh dari entitas anak dan pertumbuhan transaksi derivatif yang menjanjikan.

Direktur Keuangan COIN, Abraham Nawawi, menjelaskan bahwa entitas anak yakni PT Central Finansial X (CFX) dan PT Kustodian Koin Indonesia (ICC) akan menjadi motor utama pertumbuhan pendapatan tahun ini.

“Untuk optimisme kita tahun ini pastinya jujur saja kita sangat optimis ya bahwa akan ada peningkatan pendapatan di perseroan. Dan ini khususnya kita sebagai holding akan mendapatkan pendapatan ini melalui entitas anak kita, ada CFX dan juga ICC,” ujar Abraham di Gedung BEI, Rabu (9/7/2025).

Baca Juga: Andrew Hidayat Muncul di IPO COIN, Minta Diberi Kesempatan

Pada 2024, CFX berkontribusi sekitar 60% terhadap total pendapatan COIN sebesar Rp101 miliar, terutama berasal dari biaya transaksi spot dan derivatif. Tahun ini, COIN memperkirakan kontribusi CFX meningkat seiring pencatatan penuh transaksi spot sepanjang tahun, pasca-peralihan izin dari CPFAK ke PFAK (PAKD) di bawah pengawasan OJK.

Namun demikian, Abraham menegaskan bahwa pendapatan dari transaksi spot sangat dipengaruhi oleh volatilitas harga aset kripto global.

“Perlu diketahui juga oleh semua, bahwa pendapatan ini khususnya ya, ini korelasinya sangat tinggi ke volatilitas harga aset kripto di pasar global. Jadi kalau misalnya Bitcoin harga yang menurun di pasar global, impact-nya itu di volume di pasar global otomatis akan turun juga. Dan ini akan mengikuti di Indonesia akan berdampak langsung, volumenya juga turun, dan impact-nya kependapatan ini juga akan lebih kecil gitu ya,” jelasnya.

Lebih lanjut, Abraham menyebutkan bahwa secara global volume transaksi derivatif bisa mencapai 3–5 kali lipat dari transaksi spot. Menurutnya, hal ini menunjukkan ruang pertumbuhan yang besar bagi COIN di segmen derivatif.

“Sedangkan sejak diluncurkan, sampai saat ini ya, kira-kira proporsi transaksi derivatif ini sudah hampir seperempatnya dari transaksi spot per bulan ya. Jadi ini kita lihat ruang untuk pertumbuhannya masih sangat besar, potensi growth kita masih sangat besar dan pendapatan pastinya masih banyak ruang yang bisa ditingkatkan,” tambahnya.

Baca Juga: Melantai di BEI, COIN Targetkan Indonesia Jadi Pusat Perdagangan Kripto Asia Tenggara

Selain mengandalkan pertumbuhan organik dari CFX dan ICC, COIN juga akan meluncurkan produk baru serta memperluas literasi dan edukasi keuangan untuk publik.

“Kita pasti dukung terus untuk CFX dan ICC untuk terus melakukan pengembangan usaha, meluncurkan produk-produk baru, dan juga melakukan literasi dan edukasi keuangan ke seluruh masyarakat. Karena pada akhirnya impact-nya akan langsung meningkatkan pendapatan bersama,” tutur Abraham.

Dalam aksi korporasinya, COIN meraih dana segar sebesar Rp220 miliar melalui penawaran umum perdana (IPO) yang mengalami kelebihan permintaan (oversubscription) lebih dari 180 kali, dengan lebih dari 220 ribu pemesanan saham. Dana tersebut digunakan untuk mendukung modal kerja CFX (85%) dan ICC (15%).

Dengan struktur usaha yang teregulasi serta pengawasan OJK, COIN optimistis dapat mempertahankan momentum pertumbuhan pendapatan sepanjang 2025.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: