Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

NEC Indonesia Hadirkan Keamanan Siber End-to-End untuk Industri Manufaktur

NEC Indonesia Hadirkan Keamanan Siber End-to-End untuk Industri Manufaktur Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan teknologi informasi dan komunikasi NEC Indonesia menghadirkan solusi keamanan siber end-to-end untuk memperkuat sistem keamanan digital bagi para pelaku industri manufaktur. 

NEC sadar betul bahwa ancaman siber terhadap sistem Teknologi Informasi dan Teknologi Operasional semakin meningkat seiring rantai pasok manufaktur yang semakin terintegrasi. 

“Peningkatan penggunaan perangkat terhubung dalam pabrik membuat kebutuhan akan sistem keamanan siber yang kuat menjadi semakin mendesak, namun tetap harus dirancang agar tidak mengganggu kelancaran produksi,” kata Presiden Direktur NEC Indonesia Joji Yamamoto dalam acara PIDI 4.0 NEC Indonesia Media Tour bertema Smart Manufacturing Solutions di Jakarta, Rabu (16/7/2025).

Joji mengatakan, keamanan siber di bidang manufaktur adalah yang paling fundamental, dengan menerapkan sistem keamanan tingkat tinggi, maka risiko kerugian finansial akibat serangan siber dapat diminimalkan. 

Seperti diketahui, industri manufaktur kerap kali menjadi sasaran empuk serangan siber, baru-baru ini sebuah industri otomotif di Indonesia dibikin lumpuh selama sepekan setelah sistem keamanan sibernya berhasil dibobol. 

Imbasnya perusahaan tersebut menderita kerugian finansial yang signifikan. Belajar dari kasus ini, perlindungan sistem informasi dan operasional harus diposisikan sebagai investasi strategis, bukan sekadar biaya tambahan. 

“Konsumen kami berpikir cybersecurity sangat penting untuk diadopsi. Jika mengadopsi teknologi tersebut, maka kerugian akibat serangan siber tentu dapat diminimalisir,” ujarnya. 

Adapun NEC mengedepankan integrasi antara teknologi dan pendekatan berbasis manusia. Sistem pengamanan digital dikembangkan agar berjalan paralel dengan proses produksi tanpa mengurangi efisiensi.

Selain itu, NEC juga menerapkan analisis perilaku pengguna dan sistem respons insiden secara real-time, didukung pemantauan 24 jam melalui Security Operations Center (SOC). Pemetaan risiko dilakukan berdasarkan karakteristik setiap pengguna, memungkinkan deteksi ancaman lebih akurat dan tindakan pencegahan lebih cepat.

Di tempat yang sama, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Masrokhan mengatakan, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian menaruh perhatian serius pada keamanan siber di berbagai lini industri. 

Baca Juga: Kawal Digitalisasi Bansos, Kemkomdigi Pastikan Keamanan Siber dan Ketahanan Sistem

Pemerintah tengah berupaya mengolaborasikan pelaku teknologi dan institusi pelatihan untuk membangun kesiapan industri nasional.

Masrokhan mengakui, hingga kini mayoritas perusahaan industri di Indonesia masih belum menerapkan sistem keamanan siber yang memadai kendati mereka tahu persis segala risiko yang mesti ditanggung jika sistem keamanannya dibobol.  

“Baru sekitar 21% perusahaan industri yang telah menerapkan transformasi digital secara serius. Sisanya masih berada dalam tahap observasi, meski menunjukkan ketertarikan untuk berinvestasi,” ujarnya. 

“Keamanan digital seharusnya tidak dianggap sebagai pelengkap, tetapi sebagai komponen inti dalam menjaga keberlanjutan dan daya saing industri,” katanya.

Menurutnya, cybersecurity adalah salah satu kekuatan NEC. Ini menjadi langkah yang sangat fatal dalam menjalankan operasional manufaktur. Investasi pada sistem keamanan siber diyakini memberikan pengembalian yang cepat karena berdampak langsung pada efisiensi, ketahanan, dan keunggulan bersaing.

“Kami selalu yakinkan return on investment (ROI) itu bisa segera kembali karena ada efisiensi, produktivitas, dan daya saing,” tutur Masrokhan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: