IMF: Perang Tarif Masih Jadi Ancaman, Proyeksi Ekonomi Global Akan Diperbarui Lagi
Kredit Foto: Reuters/Yuri Gripas
Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan bahwa risiko terkait ketegangan perdagangan global masih menjadi ancaman utama terhadap prospek ekonomi dunia, meskipun terjadi beberapa perbaikan dalam perdagangan dan kondisi keuangan.
Wakil Direktur Pelaksana Pertama Dana Moneter Internasional, Gita Gopinath mengatakan bahwa lembaganya akan memperbarui proyeksi ekonomi global pada akhir Juli. Proyek baru tersebut akan mempertimbangkan sejumlah faktor seperti percepatan aktivitas sebelum kenaikan tarif, pengalihan arus perdagangan, serta menurunnya inflasi beberapa negara besar.
Baca Juga: IMF Tolak Rencana Subsidi Tarif Listrik untuk Penambang Bitcoin CS
“Meskipun kami akan memperbarui proyeksi global pada akhir bulan nanti, risiko penurunan tetap mendominasi dan ketidakpastian masih sangat tinggi,” kata Gopinath, dilansir Senin (21/7).
IMF sebelumnya telah memangkas proyeksi pertumbuhan global untuk Amerika Serikat hingga China. Hal itu tidak terlepas karena acaman kebijakan tarif impor yang berada pada level tertinggi dalam satu abad. Saat itu, proyeksi pertumbuhan global untuk tahun ini dipangkas sebesar 0,5 poin menjadi 2,8%, dan proyeksi tahun berikutnya menjadi 3%.
Gopinath menyerukan negara-negara untuk menyelesaikan ketegangan perdagangan dan melakukan reformasi domestik untuk mengatasi ketidakseimbangan fiskal, termasuk pengurangan pengeluaran negara dan penempatan utang pada jalur yang berkelanjutan.
Ia juga menekankan pentingnya independensi bank sentral, seraya menyarankan agar kebijakan moneter disesuaikan dengan kondisi spesifik di masing-masing negara. Hal ini menjadi salah satu poin utama dalam komunike resmi dari G20.
Adapun Gopinath mencatat bahwa arus modal ke negara berkembang masih lemah namun tangguh, meski ketidakpastian kebijakan dan volatilitas pasar meningkat. Untuk banyak negara peminjam, kondisi pembiayaan masih ketat.
Baca Juga: Dolar Stabil, Investor Tunggu Kepastian Suku Bunga dan Dampak Tarif AS
Gopinath kembali menyerukan pentingnya mekanisme restrukturisasi utang yang cepat dan efisien, khususnya bagi negara-negara dengan utang tak berkelanjutan. Ia menambahkan bahwa negara berpenghasilan menengah juga perlu mendapat akses terhadap Common Framework for Debt Restructuring milik G20.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement