Kredit Foto: The Korea Times
Lee Hae-jin mungkin bukan nama yang sering terdengar di luar Korea Selatan, namun kiprahnya telah mengubah wajah dunia digital di negaranya dan bahkan menjangkau ke ranah global. Ia adalah sosok di balik berdirinya Naver Corporation, perusahaan teknologi raksasa asal Korea Selatan yang membangun kemandirian digital negeri ginseng.
Lahir di Seoul pada 22 Juni 1967, Lee Hae-jin menempuh pendidikan tinggi di bidang ilmu komputer di Universitas Nasional Seoul, kemudian melanjutkan pendidikan masternya di Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST). Dengan latar belakang akademis yang kuat, ia memulai karier profesionalnya di Samsung SDS pada tahun 1992.
Namun, semangat wirausaha mendorongnya untuk keluar dari zona nyaman. Pada 1997, ide layanan pencarian dasar yang diusulkan Lee Hae Jin memenangkan kompetisi internal di Samsung SDS. Dua tahun kemudian, pada 1999, ia resmi mendirikan NAVER Com, sebuah langkah besar dalam sejarah internet Korea.
Saat mayoritas negara lain bergantung pada Google atau Yahoo, Korea Selatan justru mengembangkan mesin pencari buatan dalam negeri, dan Naver pun menjadi pilihan utama masyarakat Korea untuk mencari informasi.
Tak sekadar menjadi mesin pencari, Naver terus berkembang di bawah kepemimpinan Lee. Ia meluncurkan berbagai layanan inovatif, seperti:
- Knowledge iN (2002): platform tanya-jawab berbasis pengguna.
- Naver Blog (2003) dan Webtoon (2004): membuka ruang ekspresi dan hiburan digital.
- Pencarian real-time (2005): meningkatkan relevansi informasi saat itu juga.
Pada tahun 2004, Naver bergabung dengan Hangame, portal game milik Kim Beom-su, dan membentuk NHN (Next Human Network). Namun kolaborasi ini hanya bertahan hingga 2010, ketika Kim Beom-su keluar dan kemudian mendirikan Kakao Corp.
Tahun 2011 menjadi titik penting lain dalam perjalanan Lee Hae-jin. Rekan Lee Hae-Jin, Shin Jung-ho, mendirikan dan meluncurkan LINE Messenger, sebuah aplikasi pesan instan yang secara tak terduga menjadi penyelamat komunikasi warga Jepang saat gempa dan tsunami besar melanda negara tersebut. Lee Hae-jin, sebagai pendiri Naver, memainkan peran penting di balik layar dalam penciptaan dan pertumbuhan LINE. Dalam waktu singkat, LINE menjadi sangat populer, terutama di Jepang, hingga akhirnya terdaftar di bursa saham New York dan Tokyo pada tahun 2016.
Selama perjalanannya, Lee sempat menduduki berbagai posisi penting, seperti Chief Strategy Officer (CSO) dan Ketua Dewan Direksi NHN maupun Naver. Ia sempat mengundurkan diri pada 2017 untuk fokus pada ekspansi global sebagai Global Investment Officer (GIO).
Namun, semangat inovasinya tak surut. Ia kembali menjabat sebagai Ketua Dewan Naver pada 2025, kali ini dengan misi besar, yaitu mengembangkan teknologi kecerdasan buatan (AI). Ia juga membentuk Naver Ventures untuk berinvestasi di startup AI di Amerika Serikat.
Di tengah dominasi perusahaan global seperti Google, Apple, atau Meta, Lee Hae-jin menunjukkan bahwa inovasi lokal bisa menjadi kekuatan global. Berkat kerja keras dan komitmennya, ia kini masuk dalam jajaran 20 orang terkaya di Korea Selatan, dengan kekayaan mencapai US$1,3 miliar versi Forbes.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement