Kredit Foto: Istimewa
Bursa Saham Amerika Serikat (Wall Street) kembali mencetak rekor penutupan tertinggi meski salah satu indeks utamanya mengalami koreksi pada Kamis (24/7). Kenaikan ini didorong oleh optimisme investor terhadap saham teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) dan meredanya perang tarif dari Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Reuters, Jumat (25/7), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Saham Amerika Serikat:
- S&P 500 (SPX): naik 0,08% ke6.363,87.
- Nasdaq Composite (IXIC): menguat 0,19% ke 21.057,96.
- Dow Jones Industrial Average (DJIA): terkoreksi 0,69% menjadi 44.698,21.
Kenaikan Nasdaq dan S&P 500 ditopang oleh saham-saham raksasa teknologi seperti Alphabet (Google), Nvidia, Microsoft, dan Amazon. Kinerja Google yang positif meningkatkan kepercayaan pasar bahwa investasi besar-besaran dalam pengembangan akal imitasi mulai membuahkan hasil nyata.
Pasar juga menyambut positif kemajuan dalam perundingan dagang antara AS dan Jepang, serta tanda-tanda tercapainya kesepakatan dengan Uni Eropa, yang secara kolektif memicu sentimen bullish di lantai bursa.
“Investor merasa optimistis terhadap perkembangan negosiasi dagang, kondisi ekonomi, tren inflasi, serta laporan keuangan kuartal II yang sebagian besar lebih baik dari ekspektasi,” kata Kepala Strategi Investasi CFRA Research, Sam Stovall.
Pasar juga tengah mencermati rencana kunjungan Presiden AS Donald Trump ke kantor pusat Federal Reserve, menyusul kritik tajam terhadap Ketua The Fed Jerome Powell terkait kebijakan suku bunga yang dianggap terlalu tinggi.
The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga dalam pertemuan pekan depan, namun pelaku pasar menilai ada kemungkinan 60% bahwa pemangkasan suku bunga bisa terjadi pada September.
Sinyal ekonomi terbaru dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa klaim tunjangan pengangguran pekan lalu turun menjadi 217.000, jauh di bawah perkiraan analis — menandakan kekuatan pasar tenaga kerja masih terjaga.
Baca Juga: AS Diminta Segera Lawan Pengaruh China di Indo-Pasifik
Di sisi lain, aktivitas bisnis AS meningkat pada Juli, namun kenaikan harga barang dan jasa memicu prediksi bahwa inflasi akan kembali naik, terutama karena tarif impor yang semakin membebani perusahaan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement