Kredit Foto: Cita Auliana
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan stabilitas sistem keuangan Indonesia tetap terjaga meski ekonomi global diliputi ketidakpastian.
Ia menjelaskan, ketegangan geopolitik di Timur Tengah dan kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat turut memperlambat laju ekonomi global selama April hingga Juni 2025.
“Ketidakpastian global tetap tinggi akibat kebijakan tarif resiprokal oleh AS dan ketegangan geopolitik, terutama di Timur Tengah,” ujar, dalam konferensi pers hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) kuartal II-2025, di Jakarta, Senin (28/7/2025).
Baca Juga: Sri Mulyani Harap APBN Semester II 2025 Ikuti Periode Sama 2024
Meski demikian, KSSK tetap optimistis terhadap ketahanan ekonomi nasional. Keempat anggota KSSK—Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)—memperkuat koordinasi lintas sektor untuk menjaga stabilitas sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Kami terus memperkuat sinergi dan koordinasi kebijakan antar-lembaga, mulai dari fiskal, moneter, makroprudensial, sistem pembayaran, hingga pengawasan sektor keuangan,” tegasnya.
Baca Juga: Prabowo Bocorkan Sri Mulyani Pusing Tiap Kali Dipanggil: Apalagi Idenya Presiden Ini
Sri Mulyani menambahkan, konsumsi rumah tangga dan daya beli masyarakat masih terjaga, sementara aktivitas dunia usaha menunjukkan ketahanan yang cukup baik. Hal ini ditopang oleh peran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebagai instrumen counter-cyclical serta pelaksanaan program strategis nasional yang mulai berdampak sejak awal 2025.
Ia menekankan, pemerintah juga menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat rentan dan mendukung sektor-sektor prioritas agar tetap bertahan di tengah tekanan global.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cita Auliana
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement