Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Inovasi Pendidikan dengan A.I.: UKI, USC, dan ALMI Perkuat Kapasitas Dosen di Indonesia

Inovasi Pendidikan dengan A.I.: UKI, USC, dan ALMI Perkuat Kapasitas Dosen di Indonesia Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Universitas Kristen Indonesia (UKI), University of Southern California (USC), dan Akademi Ilmuwan Muda Indonesia (ALMI) kembali mengadakan workshop “Advancing A.I. Capacity in Indonesian Universities” pada 2–3 Agustus 2025 di Perpustakaan Nasional, Jakarta, setelah sebelumnya diselenggarakan pada akhir Juli lalu.

Workshop ini diikuti oleh 63 dosen dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk Sumatera, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua. Berbeda dengan sesi sebelumnya yang didominasi oleh peserta berlatar belakang STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics), kali ini peserta berasal dari disiplin ilmu yang lebih beragam, seperti ilmu sosial, humaniora, dan bisnis. Selain peserta dalam negeri, hadir pula perwakilan dari Malaysia. Sementara itu, pembicara internasional dari Kanada, Inggris, dan Amerika Serikat berpartisipasi secara daring untuk memberikan perspektif global.

Tujuan workshop ini adalah memperkuat ekosistem A.I. di lingkungan pendidikan tinggi Indonesia, dengan menyiapkan dosen sebagai penggerak utama dalam transformasi teknologi yang inklusif, berkelanjutan, adaptif, dan relevan secara lokal.

Baca Juga: Membangun Ekosistem AI Indonesia, UKI dan USC Gelar Workshop untuk 60 Dosen dari Berbagai Daerah

Edwin Soeryadjaya, Ketua Dewan Pembina Universitas Kristen Indonesia, membuka acara dengan menyampaikan, “Indonesia tidak boleh hanya menjadi penonton dalam revolusi A.I. Kita harus melompat maju. Workshop ini bukan sekadar kegiatan akademik, tapi katalis untuk kolaborasi dan pembangunan kapasitas masa depan. Di UKI, kami percaya bahwa teknologi harus melayani kemanusiaan, bukan sebaliknya. A.I. seharusnya memperkuat peran guru, memperluas akses kesehatan, dan dikembangkan dengan etika serta empati sebagai dasarnya. Mari kita majukan A.I. dan ekosistemnya yang bertanggung jawab, yang berakar pada nilai, bukan sekadar data.”

“Di tengah pesatnya perkembangan teknologi A.I., dosen memegang peran penting sebagai penghubung antara teknologi dan pembelajaran. Workshop ini kami rancang agar para peserta tidak hanya memahami konsep A.I., tapi juga mampu mengadaptasikannya dalam konteks lokal, serta membangun kolaborasi lintas institusi yang berkelanjutan,” ujar Pramudita Satria Palar, Ph.D., anggota ALMI dan Steering Committee kegiatan ini.

Prof. Dr. Dhaniswara K. Harjono, SH., MH., MBA, Rektor UKI, menambahkan, “Peran dosen tidak hanya mendidik, tapi juga mempersiapkan generasi yang cakap dalam menghadapi transformasi teknologi. Penguatan kapasitas pengajar di berbagai perguruan tinggi merupakan langkah penting dalam membangun ekosistem A.I. nasional yang tangguh dan siap mengikuti perkembangan global.”

Baca Juga: Komdigi Pastikan Konektivitas Lancar untuk Digitalisasi Cek Kesehatan di 282 Ribu Sekolah

Workshop lanjutan ini menghadirkan materi dasar tentang A.I. dan aplikasinya, seperti intro to machine learning, large language models, penggunaan A.I. untuk penelitian, serta bagaimana A.I. mengubah dunia kerja. Juga disertakan sesi tentang AI teaching tools dan pengalaman praktis dari para pakar, baik dari dalam maupun luar negeri.

Para pembicara yang terlibat dalam workshop ini antara lain: Marek Kiczkowiak (Academia Insider), Ray Djajadinata (Alpha JWC Ventures), Mikael Dewabrata (Data Analyst), Pramudita Satria Palar (ITB), Vanya Vabrina (Monash University), Cornellius Yudha Wijaya (Non-Brand Data), Ayu Purwarianti dan Utriweni Mukhaiyar (ITB), James Maduk (TrainingSites.io), serta Dani Yogatama (USC & Reka).

Dukungan dari USC kembali menegaskan pentingnya kolaborasi lintas negara. “Workshop ini bukan hanya soal berbagi keahlian, tapi tentang membangun pemahaman bersama dan saling belajar. Kami melihat Indonesia sebagai mitra strategis dalam menjawab tantangan global A.I. melalui pendekatan yang kolaboratif dan kontekstual,” kata Prof. Glenn Melnick, Professor of Public Policy and Health Economics, USC Sol Price School of Public Policy.

Workshop ini juga membuka ruang diskusi tentang masa depan A.I. dalam pendidikan serta memperluas jejaring antar dosen lintas daerah dan disiplin. Salah satu peserta dari Malaysia, Lim Chia Sien, Head of Graduate School of Technology di Asia Pacific University of Technology and Innovation, menyampaikan,

 “Tema workshop ini sangat tepat waktu dengan situasi saat ini. Sesi-sesinya dikurasi dengan baik dan menyentuh berbagai tantangan serta peluang dari revolusi A.I. Secara keseluruhan, penyelenggaraan acara ini sangat profesional. Saya berharap kolaborasi ini terus berlanjut ke depan.”

Holip Soekawan, Project Advisor UKI A.I. Center dan alumni USC, menutup,

 “Komunitas dosen perlu diberi ruang untuk menyerap dan memandu penggunaan A.I. yang bijak dan strategis. Selain jurusan Ilmu Komputer, fakultas lain, misalnya Hukum, juga harus meningkatkan aplikasi dan implikasi teknologi ini di bidang masing-masing. A.I. sedang mengubah berbagai aspek kehidupan manusia, dan lingkungan pendidikan tinggi sudah seharusnya menjadi garis depan di negeri sendiri.”

Baca Juga: Kemkomdigi Gandeng Prospera Percepat Transformasi Digital, Targetkan 19% Kontribusi Ekonomi Digital di 2045

UKI, USC, dan ALMI berkomitmen untuk terus memfasilitasi platform berbagi ilmu dan pengalaman ini agar dosen-dosen Indonesia siap menghadapi era A.I., tidak hanya sebagai pengguna, tetapi juga pengembang dan pemimpin di bidangnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: