Kredit Foto: Istimewa
Krisis air bersih melanda Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Hampir dua pekan terakhir warga hingga para pengusaha di daerah itu kelimpungan.
Seperti yang dialami Adef Adi. Usaha air minumannya lumpuh total sejak awal Agustus. Produksi air minumnya terhenti dan menelan kerugian Rp1-1,5 juta per hari.
“Usaha ini sudah berjalan hampir tiga tahun, baru kali ini terhenti total. Bagaimana saya bisa bayar gaji karyawan kalau produksi macet. Sementara tagihan PDAM terus melonjak dari Rp1,5 juta jadi Rp4-5 juta per bulan,” keluh Ade, Selasa (12/8).
Keluhan serupa juga datang dari pengusaha kedai kopi di Bengkalis, Sabri. Ia terpaksa membeli hingga 10 galon air isi ulang per hari hanya untuk mencuci gelas, piring, dan kebutuhan air toilet.
"Sudah dua pekan begini, kami rugi besar. Bayar pajak tetap, tagihan PDAM tetap jalan, tapi air tidak mengalir. Ini menghambat investasi di Bengkalis,” keluhnya.
Baca Juga: Harga TBS Sawit Periode Ini Kembali Naik, Petani Sawit di Riau 'Full Seyum'!
Hal senada juga dirasakan Pemilik doorsemer di Jalan Ahmad Yani Bengkalis. Gara-gara layanan air bersih yang dikelola Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Terubuk Bengkalis ini, pelaku usaha cuci mobil itu pun terkena dampak hingga harus menolak pelanggan karena kekurangan pasokan air.
“Saya sudah menelan kerugian belasan juta. Pemerintah dan DPRD harus turun tangan memanggil direktur PDAM. Tak bisa kayak gini," ujar Dika.
Terpisah, Kepala Bagian Teknik Perumda Tirta Terubuk, Hary Kumbara mengaku pihaknya terpaksa menghentikan produksi sejak Jumat lalu karena keterbatasan air baku. Sebelumnya, PDAM memanfaatkan air dari Waduk BWSS III Riau, namun cadangan tersebut habis dalam sepekan.
“Waduk utama masih ada air, tapi kondisinya keruh seperti kopi susu, tidak bisa diolah dengan sistem nano filter. Kami sedang beralih ke pengelolaan konvensional, tapi butuh bahan kimia dan instalasi peralatan yang sudah lama tidak digunakan,” jelas Hary.
Baca Juga: Harga Kelapa Sawit Petani Plasma-Swadaya di Riau Makin Melambung Pekan Ini, Berikut Rinciannya
Jika proses ini lancar, lanjutnya, produksi air bisa kembali berjalan pada Kamis ini. Namun dengan kapasitas 30 liter per detik, jauh di bawah kapasitas normal 80 liter per detik.
"Dengan stok air baku yang terbatas, pasokan juga diperkirakan hanya mampu bertahan empat sampai lima hari tanpa hujan," ujarnya.
Krisis ini menjadi ujian bagi pengelolaan layanan publik di Bengkalis. Tanpa langkah cepat dan terukur, dampaknya bisa meluas. Bukan hanya ke pengusaha, tapi juga ke masyarakat luas yang mengandalkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sahril Ramadana
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement