Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

CyberArk Ingatkan Ancaman Identitas Digital di Era AI, Ajak Kolaborasi Nasional

CyberArk Ingatkan Ancaman Identitas Digital di Era AI, Ajak Kolaborasi Nasional Kredit Foto: Trend Micro
Warta Ekonomi, Jakarta -

CyberArk Indonesia memperingatkan meningkatnya risiko serangan siber yang menargetkan identitas digital di tengah pesatnya adopsi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Ancaman kini tak hanya menyasar identitas manusia, tetapi juga identitas mesin seperti aplikasi, layanan cloud, perangkat IoT, dan beban kerja otomatis.

Peringatan itu disampaikan Country Manager CyberArk Indonesia, Hendry Wijawijaya, dalam acara IMPACT World Tour 2025 di Jakarta, 7 Agustus 2025. Ia menekankan perubahan lanskap ancaman memerlukan pendekatan keamanan berbeda.

“Salah satu tantangan utama saat ini adalah kurangnya visibilitas terhadap siapa yang memiliki akses ke mana dan untuk tujuan apa. Solusi kami memberikan visibilitas menyeluruh dan kontrol otomatis terhadap seluruh identitas di lingkungan TI modern—baik manusia maupun mesin,” kata Hendry.

Baca Juga: Kesenjangan Talenta AI Bisa Ancam Transformasi Digital RI

Menurutnya, pelaku serangan kini memanfaatkan AI untuk menyamar sebagai pengguna atau sistem sah, mengeksploitasi kredensial bocor, atau menyalahgunakan hak akses yang tidak terpantau. Strategi ini memungkinkan mereka mengakses data sensitif, melumpuhkan sistem, hingga mengendalikan infrastruktur tanpa terdeteksi.

CyberArk menilai risiko ini meningkat seiring digitalisasi di Indonesia, termasuk adopsi cloud, aplikasi microservices, dan integrasi AI ke proses bisnis. Identitas mesin yang tidak terlindungi, seperti API token atau sertifikat keamanan, dapat dimanfaatkan untuk mengakses layanan internal, mengubah konfigurasi sistem, atau mencuri data pelanggan.

Baca Juga: Terralogiq Hadirkan Solusi AI Generatif dan Agentik Berbasis Cloud untuk Bisnis Indonesia

Untuk menjawab tantangan tersebut, CyberArk menerapkan pendekatan Zero Trust—tidak ada identitas, manusia maupun mesin, yang diberikan akses permanen tanpa verifikasi berlapis. Platform ini dapat memetakan seluruh identitas di lingkungan TI, mengelola siklus hidup kredensial secara otomatis, termasuk rotasi kata sandi dan sertifikat, memantau perilaku anomali dengan analitik machine learning, dan menegakkan kebijakan keamanan sesuai regulasi lokal.

Hendry menegaskan bahwa keamanan identitas adalah fondasi digital trust. CyberArk berkomitmen membangun kolaborasi dengan sektor keuangan, telekomunikasi, dan pemerintahan. Program kemitraan lokal diarahkan untuk memperluas adopsi teknologi keamanan identitas sekaligus meningkatkan kemampuan tim internal melalui pelatihan dan pendampingan.

“Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia harus diiringi perlindungan identitas digital yang kuat. Jika kita gagal, inovasi berbasis AI justru bisa menjadi bumerang,” ujarnya.

CyberArk optimistis, kombinasi visibilitas, kontrol, otomatisasi, dan kolaborasi lintas sektor dapat memperkuat pertahanan siber nasional serta memastikan inovasi di era AI berjalan aman.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: